Pak Jon, Kepala Sekolah Yang Peduli Pertanian

oleh

Catatan : Fathan Muhammad Taufiq

pak jonKalau ada yang menyebut nama H. Karjono Karyadi, S Pd, mungkin hanya kalangan pendidik di Kabupaten Aceh Tengah saja yang mengenalnya, tapi begitu mendengar nama Pak Jon, nama panggilannya, hampir semua orang di dataran tinggi Gayo mengenalnya.

Guru matematika yang kini dipercayakan menjabat sebagai Kepala SMP Negeri 4 Takengon adalah sosok guru yang low profil, peramah dan mudah berteman dengan siapapun. Sebagai seorang guru senior, nama Pak Jon sudah sangat familiar di kalangan murid dan bekas muridnya, kemampuan mengajar matematika nya sudah diakui oleh semua murid dan bekas murid-muridnya juga rekan-rekan sejawatnya, di tangan Pak Jon, mata pelajaran yang selama ini dianggap sebagai “momok” itu bisa mengalir begitu mudah, semua itu tidak terlepas dari “jam terbang”nya selama puluhan tahun “bergelut” dengan mata pelajaran sulit itu.

Sikap bijaksananya juga diakui oleh para guru di sekolah yang dipimpinnya, sikap sederhananya juga disukai oleh semua orang yang sudah mengenalnya. Sebagai seorang guru, Pak Jon benar-benar mengabdikan sepenuhnya kepada dunia pendidikan, kalau yang menyangkut dengan kualitas pendidikan, dia tidak pernah main-main, tidak mengherankan jika segudang prestasi telah berhasil diraih oleh sekolah yang dipimpinnya,

Dalam kehidupan bermasyarakat, Pak Jon juga dikenal sebagai sosok yang bersahaja, santun, ramah, suka menolong dan kehidupan keluarganya yang harmonis membuatnya menjadi panutan bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Kehidupannya yang sudah terbilang mapan, tidak membuat Pak Jon angkuh apalagi sombong, kepada siapapun dia tetap menunjukkan sikap low profilnya.

Di luar kesibukannya sebagai pendidik, Pak Jon bukanlah orang yang suka “diam”, berbagai aktifitas di bidang pertanian juga digelutinya dengan serius. Kebun kopi seluar kurang lebih 1 hektare yang mengelilingi rumahnya terlihat subur dan terawat dengan baik. Bukan itu saja, di samping rumahnya yang tergolong besar itu Pak Jon juga membuat pembibitan berbagai tanaman, khususnya bibit-bibit tanaman yang termasuk kategori unggul, mulai dari bibit kopi kualitas terbaik, durian, jeruk keprok, sawo, langsat, jambu dan berbagai bibit tanaman buah lainnya berjajar dalam ratusan polybag yang tersusun rapi di tempat pembibitan yang dikelolanya.

Berangkat dari keprihatinannya melihat para petani kopi yang menanam dengan bibit asalan yang produktifitasnya relatif rendah, Pak Jon mulai membuat pembibitan kopi varietas unggul yang dia harapkan mampu meningkatkan produktifitas kopi dari para petani di sekitarnya.

Dalam melakukan pembibitan, Pak Jon sangat teliti mulai dari memilih pohon induk, menyeleksi buah kopi yang akan di jadikan bibit sampai menjaga agar bibit-bibit kopi yang dia kembangkan benar-benar bebas dari hama dan penyakit. Hasilnya, benyak petani yang memperoleh bibit dari Pak Jon merasa puas dengan produksi kopi yang mereka hasilkan.

Tidak puas hanya dengan bibit kopi, kemudaian Pak Jon “memperluas” usaha pembibitannya, dia mulai melirik komoditi buah-buahnya yang mulai diminati oleh para petani. Dengan perlakuan yang sangat teliti serta pemeliharaan dan perawatan intensif, dia mampu menghasilkan ratusan bahkan ribuan bibit buah-buahan unggul seperti durian, jeruk, jambu bangkok, sawo, langsat dan sebagianya. Semua bibit yang dia “produksi” dijamin kualitasnya, karena Pak Jon tidak ingin mengecewakan para konsumennya.

Dari hasil kebun dan pembibitannya serta penghasilannya sebagai guru, Pak Jon beserta iserinya, Hj. Suryati, telah mengantarkannya menginjakkan tanah suci untuk menunaikan ibadah haji beberapa tahun yang lalu. Disamping itu ekonomi keluarganya yang tergolong sangat mapan, Pak Jon juga telah berhasil mengentaskan 4 putra putrinya menjadi sarjana di berbagai disiplin ilmu, bahkan semua putra putrinya sekarang sudah sudah berstatus sebagai pegawai di berbagai instansi pemerintah.

Salah satu putranya, Winiardi, SP yang berprofesi sebagai penyuluh pertanian merupakan salah satu “motivator” yang selalu memberi motivasi dan menginspirasi Pak Jon untuk terus menggeluti usaha pertaniannya tanpa melupakan tugas pokoknya sebagai pendidik. Dukungan yang sama juga diperoleh Pak Jon dari Hj. Suryati, isterinya yang pensiunan pegawai pada Dinas Pertanian setempat.

Pasangan yang sudah tidak muda itu selalu bersinergi dalam menjalankan “usaha sampingan” yang sangat bermanfaat itu, keharmonisan selalu ditunjukkan keduanya baik di dalam maupun di luar rumah, rumah tangga yang sudah mereka jaani berpuluh tahun itu benar-benar menunjukkan sebagai keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.

Pak Jon benar-benar seorang guru yang peduli kepada lingkungannya yang lekat dengan “aroma” pertanian, tanpa mengabaikan tugas pokoknya sebagai pendididik, dia tidak ingin masyarakat disekitarnya menanam tanaman yang tidak jelas asal usul bibitnya, dia menginginkan agar masyarakat hanya menghijaukan lahan pertanian mereka dengan bibit-bibit tanaman berkualitas dan unggul.

Karena dengan menggunakan bibit unggul berkualitas, para petani akan mendapatkan keuntungan ganda, selain hasil panen yang optimal, bibit-buah-buahan unggul yang berkualitas relative lebih cepat berproduksi dan produksi yang dihasilkanpun tentu lebih baik dan berkualitas.

Meski usaha pembibitan yang dilakoni Pak Jon hanya merupakan usaha sampingan, tapi usaha yang telah dirintisnya sejak 10 tahun yang lalu itu telah memberi manfaat tidak saja bagi keluarga Pak Jon dengan memperoleh “penghasilan tambahan” yang mampu “mendongkrak” ekonomi keluarganya, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat disekitarnya, bibit-bibit tanaman unggul dari kebun pembibitan Pak Jon sudah banyak menghiasi pekarangan rumah dan menghijaukan kebun-kebun warga di sekitarnya, bahkan sudah menyebar hampir di seantero kabupaten Aceh Tengah dan Benr Meriah.

Sosok bersahaja itu juga mematok harga bibit tanamannya dengan harga yang wajar dan terjangkau, sehingga sangat membantu para petani pengguna bibit-bibit itu.

Sebenarnya peluang untuk memperesar usaha pembibitannya masih terbuka lebar, karena lahan untuk pembibitan masih cukup tersedia, tapi Pak Jon sengaja membatasi produksi bibitnya agar bibit-bibit tanaman yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya. Meski sudah tergolong berhasil dalam usahanya, namun keseharian Pak Jon tetaplah pribadi yang bersahaja.

Dibalik kesibukannya sebagai seorang pendididik dan juga sebagai seorang kepala sekolah, ternyata Pak Jon telah mampu mengoptimalkan lahan pertanian miliknya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga dan lingkungannya.

Pak Jon benar-benar sosok teladan yang nyaris sempurna, sukses sebagai pendidik, sukses dalam usaha dan sukses dalam membina keluarga, sebuah keteladanan yang pada saat ini mungkin sudah merupakan sesuatu yang langka. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.