Selain “Reje Bujang” Burung “Wiwo” juga Langka di Gayo

oleh
Burung Merak dalam bahasa Gayo disebut Wiwo. Namun belum ada data kongkrit jenis Merak apa yang hidup di pedalaman hutan Gayo. (Sumber : Int)
Burung Merak dalam bahasa Gayo disebut Wiwo. Namun belum ada data kongkrit jenis Merak apa yang hidup di pedalaman hutan Gayo. (Sumber : Int)
Burung Merak dalam bahasa Gayo disebut Wiwo. Namun belum ada data kongkrit jenis Merak apa yang hidup di pedalaman hutan Gayo. (Sumber : Int)

Takengon-LintasGayo.co : Pedalaman hutan wilayah Gayo memang menyimpan banyak kekayaan alam. Salah satunya adalah dari satwanya. Namun sayang, tak adanya pengendalian yang dilakukan tentang mengelola kekayaan satwa tersebut, membuat satwa-satwa itu kian punah, bahkan hampir sudah tak pernah terlihat lagi dipedalaman hutan Gayo.

Baru-baru ini, perburuan Rangkong Badak atau dalam bahasa Gayo dikenal dengan nama Reje Bujang kian marak diburu. Padahal jenis burung ini sangat berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan. Selain itu burung ini dianggap satwa paling setia terhadap pasangannya, yang membuat laju perkembangbiakannya terhambat.

Tak hanya Reje Bujang yang terncam punah dari hutan Gayo. Burung yang memiliki ekor menawan bak susuk pengantin atau dikenal dengan nama burung Merak dan dalam bahasa Gayo kebanyakan masyarakatnya menamakan “Wiwo” atau “Wuwo” dipastikan akan sama nasibnya seperti Reje Bujang.

Salah seorang pecinta lingkungan asal Gayo, Ir Yoga atau biasa disapa Kayukul kepada LintasGayo.co, beberapa waktu lalu mengatakan, penamaan burung “Wiwo” tersebut diambil dari suaranya yang khas.

“Burung tersebut kalau bersuara mengeluarkan nada “Wi…..wo”, jadi kebanyakan masyarakat Gayo mengenal burung ini dengan nama Wiwo, warna burung ini juga sangat indah, saya tidak mengetahui jenis burung Merak apa yang hidup di belantara kita ini,” kata Kayukul sambil menirukan suara burung ini.

Kayukul mengaku pernah melihat burung ini di pedalaman hutan Gayo saat menemani peneliti dari lembaga yang mengurus satwa langka. Dan saat ditemukan di belantara Gayo, Kayukul kagum dengan kebiasaan unik burung ini saat hendak akan kawin.

“Ciuman burung ini sangat tajam, dari kejauahan saja dia tau kita akan datang. Jadi kami memasang kamera ditempat yang kami duga dilalui burung ini. Tak disangka, burung ini saat hendak kawin, membuat arena seperti lapangan bulu tangkis. Rumput-rumput sekitar dibersihkan hingga rapi. Kemudian saat hendak mau kawin, burung ini (pejantan dan betina) menari-nari terlebih dahulu. Unik sekali pokoknya,” terang Kayukul tanpa menyebut nama tempat keberadaan burung ini, karena khawatir akan diburu.

Dia juga mengatakan, Wiwo juga kerap dijadikan target buruan bagi orang-orang serakah. Menurutnya, para pemburu akan memangsa habis apa yang terlihat didepannya. “Biasanya mereka akan menembak apa saja yang lewat didepan mereka, dan itu harus dihentikan,” demikian Kayukul.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.