Pedagang Batu Akik Asal Aceh Jaya Serbu Kutacane

oleh

Pedagang-Batu-Akik-Aceh-Jaya-Panen-di-AgaraKutacane-LintasGayo.co : Tingginya animo warga menggunakan batu akik di Aceh Tenggara (Agara), mengundang minat pedagang dari Aceh Jaya untuk membuka pasar di pinggir jalan menggunakan mobil pick up yang dipenuhi bongkahan batu berbagai jenis.

Seperti yang terlihat , sejak pagi Rabu (11/2) hingga sore jalan Ahmad Yani, Kutacane-Aceh Tenggara, satu unit mobil pick up dikerumungi warga setempat melakukan transaksi jual beli batu akik dengan harga yang cukup terjangkau.

Amatan LintasGayo.co , pedagang batu akik dari Aceh Jaya tersebut menjual bongkahan-bongkahan kecil dengan harga yang cukup murah. “Kami tertarik membeli batu akik yang saat ini memang sedang menjadi trend di masyarakat, disamping harganya terjangkau, banyak pilihannya juga,” ujar Tasmani , warga Kutacane kepada Lintas Gayo  usai membeli beberapa bongkahan kecil batu akik.

Pria 45 tahun itu mengaku dengan hanya mengeluarkan uang Rp 300 ribu, dirinya sudah bisa membeli tiga jenis batu akik. “Meski bongkahan yang saya miliki hanya bongkahan kecil, namun menurut saya satu bongkahan kecil ini sudah bisa menghasilkan tiga atau empat batu cincin. Artinya saya sudah membeli dengan harga yang cukup murah dibandingkan bila saya membeli di toko,” akunya Tasmani.

Sementara Reza (28), warga Kecamatan Teunom Aceh Jaya salah seorang pedagang yang memasarkan batu akik ke Agara mengaku sudah dua kali panen keuntungan di lembah Leuser itu.

“Sudah dua kali kami masuk ke Agara membawa batu akik. Pertama kami masuk pada Minggu pertama bulan Januari, ketika batu habis kami kembali ke kampung selama lima hari dan kembali kemari. Mungkin besok atau lusa kami kembali ke Aceh Jaya, karena barang sudah habis,” terang Reza.

Ketika ditanyakan apa yang membuat mereka tertarik mamasarkan batu akik yang berasal dari Aceh Jaya ke Agara, menurut Hery (30), yang juga pedagang asal Aceh Jaya mengatakan tingginya animo warga setempatlah yang membuat mereka terpanggil berdagang di daerah itu.

“Kita melihat pangsa pasar di Agara cukup menjanjikan, karena tingginya animo warga terhadap batu akik, kemudian kita juga menjual batu akik dalam bentuk bongkahan dengan harga yang cukup terjangkau.

Jenis yang kita pasarkan adalah lavender, kecubung api, cempaka madu, solmed, cempaka putih, geliga, dalam sekali jalan ke Agara bisa meraup keuntungan sekitar Rp 4 sampai Rp 5 juta,” terang Hery dan mengaku datang besama empat rekannya.

(jubel | DM) 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.