DULU, kebiasaan Ceh Didong membuat syair kerap disimpan diingatan saja,sehingga tidak sedikit Ceh Didong pada masa itu disebut Ceh Komputer. Namun tahukah kita, dari manakah istilah Ceh Komputer tersebut?
Almarhum Abdussalam, Ceh Biak Cacak, ternyata orang pertama yang menyandang gelar “Ceh Komputer” tersebut, kemudian istilah itu dikembangkan oleh generasi sekarang dengan menyebut seniman Didong tempo dulu sebagai Ceh Komputer.
Buku Puisi Didong Gayo yang disusun penyair LK Ara menuliskan, suatu ketika kala Abdussalam mendendangkan Syair Didong di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Ia mendapat gelar “Ceh Komputer” dari penonton, lantaran ia bersenandung tanpa teks,berbeda dengan beberapa Ceh Didong yang pernah tampil di TIM Jakarta, menggunakan teks.
Kala itu Abdussalam menyampaikan beberapa Syair Didong yang berkisah sosial. Salah satu lagu Didong tanpa teks tersebut adalah “Denie Canggih”. Abdussalam menyampaikan cerita tentang keadaan kampung.
Ditulisnya,kalau dulu orang dikampung sa ngat sulit membuat jalan dengan cangkul, tapi kini menggunakan bouldozer sehingga lebih mudah membuat jalan. Syair lainnya,Abdussalam melantunkan syair berjudul “Cerite ni TV” yang disebut Abdussalam sebagai alat canggih, namun bila seharian anak-anak menonton TV maka tidak akan mengaji lagi, bahkan bila terus menonton TV bisa berpindah Tauhid. (tarina)