Membaca buku di warung kopi

oleh

Oleh Ismar Ramadhani

kopiJIKA anda iseng mencari kutipan tentang kopi, maka anda akan menemukan kutipan yang menyebut keterkaitan antara kopi dan buku. Sebagai minuman yang mengandung kafein, kopi menjadi jawaban bagi mereka yang ingin meluangkan waktu untuk membaca buku. Maklum, bagi sebagaian orang mengeja huruf demi huruf pada lembar buku sama seperti menelan pil tidur.

Entah anda orang yang membaca buku untuk mengundang rasa kantuk atau bersungguh-sungguh untuk mengetahui apapun yang anda inginkan dari jendela dunia dalam ukuran kecil (buku), namun kopi bisa menjadi salah satu solusi untuk membantu seseorang fokus.

Bagi sebagian orang yang lain secangkir kopi adalah kemewahan, kelompok ini akan sepakat dengan kutipan ‘Hapines is a cup of coffee and a good Book’, bahwa kebahagian adalah memiliki atau bisa menikmati secangkir kopi dan buku yang bagus untuk dibaca.
Budaya Ngopi dan Membaca.

Ngopi telah menjadi kebiasaan umum orang di Aceh. Bahkan Aceh dijuluki negeri 1001 warung kopi. Dapat dibayangkan bagaimana budaya ngopi telah menjadi keseharian. Tidak jarang warung kopi menjadi rumah kedua bagi sebagian orang. Tapi apa yang orang lakukan diwarung kopi?

Bila anda amati, biasanya orang mengunjungi warung kopi untuk menikmati secangkir kopi, bertemu dengan teman dan mengobrol satu sama lain, membincangkan banyak hal, mulai dari isu politik, ekonomi dan sebagainya. Seiring berkembangnya tehnologi, banyak diantara pengunjung yang kewarung kopi untuk berselancar didunia maya, berjejaring sosial. Dapat dipastikan, sedikit sekali atau hampir langka seseorang yang datang kewarung kopi untuk membaca atau berdiskusi. Ini menjadi penjelasan seorang teman, kenapa tidak ada lahir filosof di Nanggroe ini. Sebab di Eropa para pemikir-pemikir besar, banyak menghabiskan waktu diwarung kopi berdiskusi dan mematangkan ide-idenya sehingga menghasilkan teori-teori baru bagi pengetahuan.

Maka pertanyan berikutnya adalah, berapa gelas kopi yang sudah anda seruput setiap harinya dan berapa banyak buku yang sudah anda baca. Sebab akan sangat disayangkan bila kafein yang masuk ke dalam tubuh tidak digunakan untuk menstimulasi daya ingat untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi baru. Sebagai sebuah ajakan, mari mencoba melengkapi kopi yang anda dinikmati dengan membaca buku favorit anda. Salam ngopi dan membaca.

Ismar Ramadhani adalah Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Pencinta Kopi Gayo.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.