Ketika rintik air berbunyi
Langit biru berganti hitam
Tanah tandus berlinang air
Seakan gembira menyambut percikannya
Namun hati ini tetap kelabu
Merindukan sosok wanita indah
Bayangannya selalu hadir di doaku
Dan selalu kunantikan kehadirannya
Disini hanya lantunan suaramu
Menjadi penawar kelabu hati ini
Lembut suara dan tutur katamu
Hal yang berharga saat itu
Oh ibu….
Mata ini seakan mewakili hati
Berharap sosokmu hadir dihadapku
Menawarkan pundakmu untukku
Dikala lelah, sedih dan letih
Kuambil sebuah buku suci
Ku buka setiap halamannya
Dan ku pandangi sebuah kertas kecil
Ada sosokmu yang kulihat didalamnya
Sejuta cerita
Sejuta airmata
Sejuta doa
Sejuta harapan dan pengorbanan
Semua hanya untukmu ibu.
SISCA ANGGRAINI SARI Awalnya dia ingin tetap menjadi mahasiswi Psikologi Universitas Syiah Kuala angkatan 2012, namun nasip berkata lain, Sisca ikut tes menjadi polisiĀ danĀ lulus sebagai Bripda Polisi. Dara cantik yang kini dipanggil Bripda SISCA ANGGRAINI SARI tetap menulis puisi, karena baginya menulis puisi adalah panggilan, walau diakui masih perlu mengasah kemampuan. Bribda SISCA ANGGRAINI SARI lahir di Takengon, 13 Januari 1995, dan puisi “Suara Ibu” merupakan puisi baru yang dia kirim langsung ke LintasGayo.co. Soal kuliah, sulung (alm) Ibda Sari Yunus ini bilang, dia melihat kemungkinan apabila bertugas di Aceh maka dia akan meneruskan kuliah psikologi di Unsyiah yang sudah ditinggalkan sementara. Saat ini Sisca sementara bertugas di Polda Aceh. (tarina)