Ada Temuan Fosil Batu di Gayo Lues, ini kata Arkeolog Ketut

oleh
Arwin alias WIn Kul alias Lompong Minyak dengan fosil batu yang ditemukannya. (LGco_Anuar Syahadat)
Arwin alias WIn Kul alias Lompong Minyak dengan fosil batu yang ditemukannya. (LGco_Anuar Syahadat)

 

Medan-LintasGayo.co : Temuan batu di salah satu gua di Kabupaten Gayo Lues yang mengalami fosilisasi di Gayo Lues masih menjadi pembicaraan hangat di daerah tersebut. Dan arkeolog yang tak asing namanya bagi masyarakat Gayo, Ketut Wiradnyana turut bicara.

“Ini temuan luar biasa, dan penilaian saya sementara sebelum melakukan penelitian, usia batu tersebut bukan 4000 tahun tapi jutaan,” kata Ketut, arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Medan Sumatera Utara, Selasa malam, 23 Desember 2014.

Dikatakan, 4000 tahun masih terlalu muda untuk terjadinya fosilisasi. “Perlu waktu jutaan tahun untuk terjadinya fosilisasi, dan jika batu tersebut adalah bagian tulang atau gading gajah maka saya duga benda tersebut adalah sisa-sisa gajah purba,” kata Ketut menanggapi batu temuan Arwin yang biasa disapa Lompong Minyak alias Win Kul warga Blangkejeren Gayo Lues, .

Selain itu, pembicara di seminar Asal Usul/Budaya Gayo di Blangkejeren bulan November 2014 lalu ini menduga tempat penemuan tersebut adalah hunian masa lalu manusia seperti halnya manusia di Sangiran yang pernah hidup 1,2 juta tahun lalu.

“Temuan seperti itu banyak di Sangiran dan untuk di Gayo Lues perlu penelitian untuk mengetahui pastinya,” ujar Ketut yang sejak 2009 hingga 2014 masih terus melakukan penelitian di Takengon Aceh Tengah.

Ketut Wiradnyana di Loyang Mendale Takengon. (LGco-Kha A Zaghlul)
Ketut Wiradnyana di Loyang Mendale Takengon. (LGco-Kha A Zaghlul)

Selamatkan dulu
Arkeolog Ketut Wiradnyana juga menyarankan agar temuan fosil batu itu diselamatkan lebih dahulu untuk keperluan penelitian lebih lanjut.

“Temuan tersebut mesti diselamatkan untuk memudahkan penelitian tentang sejarah masa lalu di Tanoh Gayo, khususnya di Gayo Lues,” kata Ketut Wiradnyana. Dan setelah diteliti, menurutnya benda tersebut sebaiknya disimpan di Museum agar bukti sejarah tidak hilang begitu saja.

Untuk lokasi temuan, menurut Ketut perlu dilakukan peneliitian arkeologi dan kemungkinan juga penelitian paleontropologi. (Khalis)

Berita terkait : [highlight]Warga Blangkejeren temukan batu unik berumur 4000 tahun[/highlight]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.