Ini Komentar Penari Kolosal Gayo Art Summit

oleh

Banda Aceh-LintasGayo.co : Pagelaran Gayo Art Summit-3 (GAS) pada 13 Desember 2014 mendatang para penari kolosal acara tersebut ternyata menyimpan kesan tersendiri. Beberapa dari mereka terkesan bisa menjadi bahagian dari pagelaran seni empat kabupaten yang dipisahkan oleh bentang Gunung Lueser tersebut.

Berikut komentar mereka yang dihimpun LintasGayo.co, Kamis 11 Desember 2014 :

Dewi Setia Ningrum (Panitia bagian seksi kreasi)

“Sudah tiga minggu latihan, banyak kenalan baru. Capek sih tapi senang, bisa saling berbagi ma temen-temen dari empat kabupaten. Persiapan untuk tari kreasinya sudah hampir maksimal, tinggal beberapa hari lagi dan tunggu aja penampilannya ya, di Gedung AAC Dayan Dawood hari Sabtu ini.”

Yulia (Peserta tari kolosal)

“Dapat pengalaman baru, temen baru. Memang kuliah agak terganggu, tapi untuk bisa berpartisipasi pada Gayo Art Summit kan kesempatan langka, jadi rela-relain aja bolos kuliahnya sebentar,, heheheheh… ,” kata mahasiswa jurusan Tata Busana FKIP Unsyiah ini.

Teuku Aga Diwantona (Pelatih tari kolosal)

“Cukup menguras tenaga dan pikiran, namun semua rasa itu terobati kala semua yang ikut latihan serius, apalagi kalau anak-anak datang latihannya telat, bisa emosi kan pelatihnya, tapi kalau pelatihnya telat gag apa-apa kan, hehehehe….. Tujuannya hanya satu, lebih mengenal budaya dari empat kabupaten ini, dan menambah kecintaan kita terhadap pelestariannya,” ujar Aga.

Dodi Chandra Pinem (mahasiswa Pertanian Unsyiah)

“Awalnya saya gag tertarik dengan budaya dan kesenian Alas, namun setelah ikut berpatisipasi pada GAS saya mulai sadar bahwa kebudayaan di empat kabupaten ini sangat berbeda dengan daerah-daerah lain, memiliki ciri khas tersendiri dan tentunya sangat kaya, jadi kalau tidak menjadi bahagian dari acara ini saya kira sangat rugi, dan terima kasih GAS sudah membukakan mata saya, bahwa kesenian Gayo dan Alas telah melekat di hati. Perbedaanlah yang menyatukan kita.”

Batratunnafis (mahasiswa FKIP PAUD  Usyiah asal Gayo Lues)

“Awalnya merasa minder, karena sedikit mengganggu jadwal perkuliahan, namun setelah ikut di dalam saya merasakan hal yang luar biasa, rasa kekeluargaan adalah faktor utama, jarang bisa dapat momentum seperti ini. Satu hal lagi, menjadi bahagian dari GAS adalah kebanggan tersendiri bagi saya, saat ini saya sudah lebih mencintaan adat dan budaya Gayo dan Alas.”

Rika Putri (guru les private)

“Bisa kumpul bareng dan dapat temen baru. Ada yang datang telat, dan itu adalah sebuah realita yang harus dihadapi, jadi senang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Bisa berkumpul dengan teman-teman empat kabupaten penunggu hutan leuser,…. hehehehe. Para penari berhati besar, kadang meninggalkan kuliah atau kerjaannya. Banyak pengalaman disini, pengalamannya lebih kepada silaturahmi dan kekeluargaan.”

(Ril | DM)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.