Novel karya penulis Aceh Arafat Nur lolos seleksi Ubud Writers, ini komentarnya

oleh

arafat_nurDENGAN berakhirnya Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) membuka kesempatan kepada penulis berbakat Indonesia untuk mendaftarkan diri menjadi  penulis emerging Indonesia 2015. Kelima belas penulis emerging Indonesia 2015 terpilih akan disponsori lembaga Hipos untuk tampil di Festival Ubud, Bali tahun depan untuk membincangkan karyanya di hadapan para pecinta sastra dunia.

Kegiatan ini  merupakan kegiatan rutin selepas UWRF digelar

Direktur dan Pembina Festival, Janet DeNeefe mengaratan  misi utama pengadaan UWRF adalah untuk memperkenalkan cerita-cerita memikat dari bakat-bakat muda yang tersebar di seluruh Indonesia pada komunitas sastra dan budaya internasional.

“Berada di negara dengan budaya yang luar biasa kaya dan beragam, kami berupaya semaksimal mungkin mengedepankan talenta unik yang tersembunyi” imbuhnya. “Pemilihan penulis emerging dari seluruh wilayah nusantara sangatlah bermakna, bagi Festival dan tentunya juga bagi perkembangan sastra”.

Begrikut perbinbincangan dengan penulis asal Lhokseumawe Arafat Nur, penulis emerging 2011 yang bukunya Burung Terbang di Kelam Malam lolos seleksi untuk diterjemahkan ke bahasa Inggris dan Jerman, serta akan ditampilkan di Frankfurt Book Fair 2015. Berikut petikannya

Bagaimanakah kesan Arafat ketika dulu terpilih sebagai salah satu penulis emerging 2011?

Saya sangat senang. Rasanya saya mendapatkan kejutan yang bertubi-tubi. Saat itu novel Lampuki  baru saja memenangkan Sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2010, tiba-tiba lolos seleksi UWRF, dan pada saat yang sama masuk dalam nominasi Khatulistiwa Literari Award (KLA) 2011. Tak lama kemudian, sepulang saya dari Bali, justru novel ini memenangkan KLA.

Mengenai UWRF, tentu saja ini adalah pengalaman paling istimewa, di mana untuk pertama kalinya saya bisa berkenalan dan berinteraksi dengan beberapa penulis luar negeri, bahkan sebagian dari mereka begitu tertarik dengan pengalaman saya yang tinggal di Aceh yang adalah daerah konflik, dan tiba-tiba jadi penulis novel.

Berselang beberapa tahun kemudian, saya selalu berharap punya kesempatan lagi untuk mengisi acara UWRF, entah sebagai pemateri, korektor atau bahkan menjadi peserta kembali (walaupun untuk menjadi peserta kembali tidak memungkinkan, karena setiap penulis Indonesia hanya boleh mengikuti pemilihan penulis emerging UWRF sekali saja).

a.nur

Apakah dengan terpilihnya sebagai penulis emerging Arafat mendapatkan kesempatan dan peluang lebih besar di di dunia sastra?

Dalam acara tersebut saya sempat bertemu dengan seorang agen yang hendak menerjemahkan novel Lampuki dan menerbitkannya di Amerika. Saya berharap ini menjadi langkah baik naskah saya diterbitkan di luar negeri. Namun entah apa pasalnya, jalan menjadi kandas, dan sampai sekarang saya belum mendapat kabar baik.

Tapi rupanya kegagalan ini, tidaklah terlalu buruk. Setidaknya beberapa sarjana Belanda dan Australia justru meneliti naskah Lampuki dengan lebih serius.

Intinya, yang mau saya katakan adalah saya menghadiri UWRF, ibaratnya orang kampung yang tiba-tiba menghadiri suatu keramaian, kegamangan sendiri, tak tahu jalan dan tak mengenal banyak orang. Sekiranya saya diberi banyak waktu, tentu saya mendapatkan peluang yang besar untuk memperkenalkan dan menawarkan novel saya kepada agen atau editor yang ada di luar negeri.

Adakah pesan dari Arafat untuk para pecinta sastra Indonesia yang akan mendaftar sebagai penulis emerging tahun ini?

Pesan saya yang pertama adalah kuasai bahasa Inggris dengan baik. Pengalaman saya, karena saya tidak bisa menguasai bahasa Inggris (bahkan sampai sekarang saya masih kurang menguasai bahasa ini), apa yang saya sampaikan tidak tepat sasaran. Sekuat apa pun tenaga kata-kata yang kita sampaikan, terjemahannya tidaklah demikian. Bahasa ini juga sebagai sarana penting untuk berkomunikasi dengan peserta lainnya dari luar negeri.

Selain itu jangan sombong. Tunjukkan kepada tamu asing, bahwa kita adalah diri yang sopan bermartabat. Dan, lebih baik lagi, kalau kita mampu menunjukkan kualitas hasil karya.

UWRF telah membuka kembali pendaftaran untuk para penulis emerging Indonesia yang ingin berpartisipasi di Festival 2015 dan menampilkan karyanya di antologi tahunan UWRF. Para kandidat akan dipilih oleh tim kurator independen, yang menyeleksi penulis berdasarkan kualitas, konsistensi dan prestasi dalam berkarya, juga dedikasi dalam ranah sastra Indonesia. Informasi lebih lanjut kunjungi tautan ini. (ubudwritersfestival.com)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.