Saman 5005 dan Seminar Gayo jadi pembicaraan di Bali

oleh

Untitlhffasdcuhsed-2Blangkejeren-LintasGayo.co : Informasi even akbar tari Saman dengan 5005 orang penari yang digelar 24 November 2014 ternyata begitu cepat tersebar ke penjuru tanah air, Aceh, Medan hingga Bali. Diperkirakan penginapan yang ada di Blangkejeren Gayo Lues tidak mampu menampung pengunjung.

Hal ini, salahsatunya diutarakan oleh narasumber yang akan tampil di seminar sejarah Linge Gayo, Prof. Aron Mbete dari Udayana Bali kepada panitia gelaran tersebut Buniyamin yang berada di Blangkejeren.

“Infonya sudah tersebar luas hampir di seluruh tanah air, banyak yang menyatakan seperti itu, salahsatunya dari pak Aron dari Bali, Saman 5005 jadi pembicaraan disana,” kata Buniyamin, Jum’at 7 November 2014.

Selain itu, seminar yang digelar juga dinilai sangat monumental. “Seminar asal usul/budaya Gayo yang dikemas oleh panitia cukup menarik, dan baru kali ini bentuk seminar bermakna postif yang kaitannya dengan sejarah dilakukan dengan terbuka tanpa adanya pesanan khusus penyelenggara, dia yakin sejarah ini akan ril, kata pak Aron kepada saya,” ungkap Buniyamin.

Lebih jauh dikatakan, seminar itu ada sebagai langkah awal dan dasar, tidak akan ter-cover semua tujuan, namun ini adalah langkah awal. Diharapkan seminar ini berlanjut beberapa kali seminar lagi untuk mempertegas eksistensi sejarah dan budaya Gayo.

Buniyamin
Buniyamin

“Diharapkan Pemkab Gayo lainnya dapat menindaklanjuti seminar berikutnya, agar sejarah asal usul Gayo bisa lebih terbuka lagi dan tidak banyak lagi pendapat ditangan para ahli, sehingga generasi penerus dapat memahaminya,” kata Buniyamin.

Dalam acara seminar nanti, lanjutnya, panitia juga merencanakan tampilnya group musik Rangkaian Bunga Kopi yang dikomandoi Fikar W Eda dengan menampilkan alat tradisional berupa Gerantung, biola, cello, gitar dan Tutu.

Untuk melengkapi wawasan para peserta seminar dan pengunjung ke Gayo Lues, panitia juga akan memamerkan benda-benda bersejarah termasuk abklat kerangka manusia pra sejarah yang ditemukan di Mendale dan Ujung Karang Takengon.

“Foto-foto sejarah dan kegiatan arkeolog di Mendale dan Ujung Karang juga akan dipamerkan. Kita berharap benda bersejarah dari Tanah Karo dan Lokop Serbejadi juga bisa di bawa sebagai bukti sejarah kebesaran Gayo masa silam,” tandas Buniyamin. (Kh)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.