Orang Tua dan Guru itu harus bisa 3G

oleh

(Gali potensi dan kemampuan anak, Gali Ide-idenya, mainkan Games-nya)

Oleh Kamaluddin* 

Kamaluddin
Kamaluddin

Potensi dan kecerdasan yang dimiliki anak-anak tidak hanya terfokus pada satu kecerdasan saja, harus diyakini bahwa anak-anak adalah sang bintang dengan segudang kemampuan dan kecerdasan yang seluas samudra. Namun sangat disayangkan banyak para orang tua maupun guru telah membuat sempit apa yang dimiliki anak dengan terfokus pada satu jenis potensi dan kecerdasan saja. Ini semua mungkin terjadi karena pola atau system pendidikan yang dianut oleh orang tua dan guru itu sehingga segudang potensi yang dimiliki anak akan menjadi kotak kecil tak bermakna dan “samudra kecerdasan yang dimiliki anak berubah menjadi selokan-selokan kecil” menguktip ungkapan bapak Munif Chatib (konsulat  Multiple Intelegents).

Jadilah orang tua atau Guru yang 3G yang menggali potensi dan kemampuan anak sehingga anak-anak yang kita miliki benar-benar menjadi bintang yang dapat menerangi dunia.

Berikut ini adalah sebuah anekdot yang paling sering menjadi masalah bagi orang tua dan guru disekolah karena kesalahan pola didik yang dianut oleh orang tua maupun para guru. ada seorang anak yang sangat baik, suka membantu kawanya kalau kesusahan, tertib dan mengantri jika dia ingin membeli jajan namun dalam pelajaran matematika setiap akhir semester nilainya selalu saja 6. Jika saya bertanya kepada para orang tua dan para guru, apakah menurut anda anak ini cerdas atau belum?

Saya yakin suara mayoritas akan menjawab belum. Ini bukti bahwa kecerdasan yang dimaksud sebagian besar para orang tua maupun guru masih terfokus pada satu sisi saja karena pola didik yang anut sangat sempit.

Sering kali kita hanya melihat anak dari satu sisi yang tampak dari luar seperti prilaku nyata yang tampak saja atau hanya melihat kecerdasan anak dari goresan angka 9 atau 10 nilai raportnya. Jarang diantara orang tua maupun guru yang melihat potensi yang terpendam dan segudang kecerdasan yang ada didalam diri anak-anaknya. Untuk itu para orang tua dan guru harus bisa 3G yaitu:

G yang pertama adalah Galilah semua potensi dan kecerdasan anak sekecil apapun bisa jadi dengan potensi dan kecerdasan kecil itulah anak-anak kita akan menemukan jalan akhir mereka yang membahagiakan, kuncinya hanya satu “jangan hanya fokus pada satu potensi dan kecerdasan yang dimiliki anak” bahkan ketika anak membuang sampah pada tempatnya atau menghargai kawannya yang sedang berbicara adalah sebuah kecerdasan yang dimiliki anak-anak kita.

G yang ke dua adalah Galilah ide yang dimiliki anak-anak kita. Jangan pernah meremehkan ide yang diajukan anak. Jika anak mengajukan ide atau memberikan masukan bagi orang tua atau gurunya dan diterima dengan baik, ini adalah suatu penghargaan yang besar bagi anak dan itu akan membangun kepercaya dirian seorang anak walaupun terkesan sepele bagi kita dan ketika para orang tua atau guru melakukan itu anda telah mengajarkan anak itu mengeluarkan satu kecerdasan yang dia miliki yaitu kecerdasan berbicara (linguistic). Anak akan merasa dihargai saat anda menerima ide yang dimilikinya dan akan merasa nyaman dan akan muruti perintah orang tua atau gurunya. Mengapa ada anak yang tidak mau menuruti orang tua atau gurunya untuk belajar bisa jadi karena anak tidak merasa  nyaman dengan mereka.

G yang ketiga adalah Games. Sebagai seorang guru saya memiliki pengalaman ketika anak terus-menerus belajar tanpa rehat anak akan bosan dan akan mencari hal menyenangkan lainnya misalnya mengganggu kawannya saat belajar. Game dapat menjadi penyela dalam belajar yang membuat anak tidak bosan dalam belajar. Selain game hal lain yang juga bisa dilakukan adalah bernyanyi sambil belajar, itu sangat mengasyikan bukan hanya belajar melulu.

Selamat menjadi Orang Tua yang 3G

*Guru SDIT Cendekia Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.