Ini 3 tanggung jawab Pemerintah Aceh terhadap tari Saman

oleh
Foto : Yusradi
Foto : Yusradi

Jakarta-LintasGayo.co : Masyarakat Gayo Lues, Aceh akhirnya menerima penyerahan sertifikat Tari Saman dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Kamis, 25 September di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

“Tentu, pertemuan siang ini merupakan bukti bahwa kita memiliki kekayaan budaya yang luar biasa baik budaya benda seperti candi-candi, bangunan lama, kawasan kota lama, monumen; maupun warisan budaya tak benda yang lumayan unik dan banyak sekali jumlahnya di seluruh Nusantara,” kata Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch.,Ph.D, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bidang Kebudayaan dalam kata sambutannya di Anjungan Aceh TMII Jakarta, Kamis (25/9/2014).

Penyerahan itu, sambungnya, bukan saja jadi satu simbol yang berhenti di meja-meja penandatanganan penyerahan melainkan memiliki makna yang sangat dalam. Paling tidak, di tiga hal penting.

“Kita semua, khususnya Pemerintah Aceh yang paling dekat memiliki hubungan batin dengan Tari Saman tersebut mempunyai tanggung jawab untuk perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Mengembangkan dalam arti seluas-luasnya, melalui pelbagai kreativitas yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Diharapkannya kepada Gubernur Aceh, kalau memungkinkan, sertifikat itu diperbanyak. Kemudian, replikanya dipasang di kantor-kantor pemerintah di Aceh. Dengan demikian, bisa mendekatkan kepemilikan dari seluruh masyarakat Aceh terhadap tari Saman tersebut.

“Kalau tidak, sertifikat ini bisa dicabut kembali oleh UNESCO. Tahun lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempelopori Saman Summit. Kita mengundang pelbagai ahli dari seluruh dunia yang menggeluti penelitian di bidang Saman ini. Juga, mengundang seluruh kelompok-kelompok tari Saman yang berkembang di seluruh Indonesia,” sebutnya.

Dalam acara yang dihadiri Kementerian Luar Negeri, Deputi V Menko Kesra, Direktur UNESO Hubert Gibson, Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO Prof. Dr. Arief Rahman, Badan Arsip Nasional, Mantan Menteri BUMN Dr. Ir. Mustafa Abu Bakar, Direktur Operasional TMII Ade F. Meyliala, Mantan Gubernur Aceh Prof. DR. Syamsuddin Mahmud, Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah,  Kepala Bappeda Aceh Prof. DR. Ir. Abu Bakar Karim, M.S., juga ada Mantan Wagub Aceh Muhammad Nazar, S.Ag.

Selain itu tampak hadir Bupati Gayo Lues Ibnu Hasim, S.Sos.,M.M., Bupati Aceh Tengah Ir. H. Nasaruddin, M.M serta pelbagai tokoh.

Berbarengan dengan itu, Wiendu Nuryanti turut membuka Pameran Perjalanan Warisan Budaya Dunia yang digelar sejak tanggal 25-28 September 2014 di Anjungan Aceh Taman Mini Indonesia Indah (Yusradi)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.