[Cerpen] Dialog Satu Babag: Kul Naté Ama Ine

oleh

Susi Susanti

Sore itu aku baru pulang dari kampus. Karena perutku keroncongan di tambah cuaca yang sangat panas, aku singgah di kios tetangga untuk membeli minuman dingin dan mie instan.

Setibanya di kamar kost tanpa rehat atau duduk sejenak seperti biasanya, aku langsung meletakkan tas dan menuju dapur untuk memasak. Mie instan yang telah kubeli beberapa bungkus sebagai penganjal perut itu kuolah layaknya seorang koki memperlakukan bahan masakannya. Dengan beberapa daun seledri, buah dan daun bawang serta rempah-rempah lainnya mie intans itu kuaduk- aduk dalam belanga. Setelah matang, dengan berselera tepung olahan seperti rambut keriting itu kusantap, lahap.

Sedang asyiknya melahap mie instan terdengar bunyi ponselku berdering. Tanpa pikir panjang aku langsung menggenggam dan melihat nama kontak pemilik nomor.  “Ama-ku” sedang memanggil. Segera menekan tombol hijau pada ponsel, untuk kemudian terjadi percakapan berbahasa Gayo antara aku dan orang tua-ku.

Anak : “ Halo, Assalamualaikum  Pak?”.

Bapak : “Wa’alaikumsalam  Tek, ihé nakku?”

Anak : “ I kost Pak, Bapak urum Mamak sehat ke?”

Bapak : “Sehat. Ni tengah i empus kami rum Mak mu, Mamakmu malé becerak denem kené.”

Anak : “Boh Pak”

Ponsel pun berpindah tangan ke tangan Mamak.

Mamak : “Halo Ték, mune ko ya nakku ?”

Anak : “Dang man mie instan Mak”

Mamak : “Indomie ke gak mu sunguhi.”

Aku :” Nta sedep Mak, hehhee “

Mamak : “Daih né pan mie instan a,delé dih jema sakit ntap noya. Hana gune é sekolah gaib-gaib ujung-ujung é sakit”.

Anak : “Kati Hemat Mak, Mejen oya pan Mak, hehhee .”

Mamak : “Dalih pan oya naéh,beli nye pong kero si sedep-sedep é, sehat i beden, senang i até, kati gotol, semiang enti lupe  kah.”

Anak : “Boh Mak, i serap ho ke kam silo Mak?

Mamak : “Ale, dang nurus perempusen ni. Bohta, jege kesehatan, jeroh kuliah kati tir njadi, ni Apak mu mi we becerak.”

Bapak : “Halo Ték”

Anak :” A pak”

Bapak : “ Ara ke len sénmu?”

Aku :” Ara len ni Pak.”

Bapak : “A,enti sempat méh le kati berunger, kati nguk beketier kami ihén.”

Anak :”Boh Pak.”

Bapak : “Bohta,jege kesehatan kah nakku, hana sedep rasamu beli nye, delé man oné, sehati i beden,be just ke sedep be just nye kati sehat, kam malé gaib i kuliahan malé nerah ilmu kati murip mu tetah, kati bergune, gere mé kén sakit.”

Anak : “ Boh Pak, Do’an ta kami sukses Pak.”

Bapak :” Oya ke nge tiep dor was ni do’a nak ku.”

Anak : ” Boh Pak, berijin Pak.”

Bapak : “A, nge ta ya malé nelpon adik mu mi we ni, assalamualaikum.”

Anak :”Wa’alaikumsalam Pak.”

Panggilan pun di akhiri, sejenak aku berfikir betapa besarnya kasih sayang dan kul naté orang tua terhadap anaknya. Hingga makan mie instan saja dilarang, dan disarankan makan yang enak-enak, padahal aku begitu tahu bagaimana makanan orang tua di kampung, Kadang-kadang cuma sambal terasi dan sayuran rebus saja.

Kita disuruh minum just? Padahal mereka hanya minum air putih saja.

Kemudian sejenak aku melirik merk ponselku, Ponsel bermerk terbaru yang dibelikan orang tuaku, padahal ponsel mereka hanya ponsel yang menyediakan fitur untuk memanggil dan SMS saja.

Kuperhatikan lagi isi seluruh kost-ku. Hampir semua fasilitas ada, televisi, DVD, dispenser, rice cooker, aquarium, kipas angin, play station, tempat tidur yang empuk dan fasilitas lain yang dibelikan oleh orang tuaku.

Ah, Kasih sayang orang tua itu memang tiada batasnya. Mereka rela bersusah -susah demi anaknya. Mereka rela berkebun, bersawah hanya demi melihat anaknya menjadi seorang Sarjana.

Sejenak aku tersentak dari lamunan, dan menyadari bahwa aku tak perlu memikirkan itu semua, yang perlu sekarang adalah bagaimana aku bisa mewujudkan cita-cita orang tua ku agar bisa sukses.

Hmm… Mak, Pak, selalu do’akan anakmu menjadi anak yang sukses ya, dan bisa menjadi anak yang Bapak sama Mamak inginkan.

Aamiin ya rabbi….[SY]

Susi Susanti, Mahasiswi jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi USU Medan.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.