Hujan es di Atu Lintang Takengon hancurkan tanaman kopi

oleh

hujan_es2Takengon-Lintasgayo.co: Kemarau panjang yang melanda kawasan Aceh Tengah, selain menyebabkan kebakaran hutan dan menurunnya debit air, juga mengakibatkan tanaman kopi layu. Malah rerumputan di lantai hutan sudah mengering semuanya.

Pada minggu lalu, mendung disertai berhembusnya angin, dirasa memberikan sedikit harapan akan segera turun hujan di Aceh Tengah.

Harapan itu akhirnya menjadi kenyataan. Minggu (10/8/2014), pukul 14.30 WIB, awan hitam yang menggayut diatas langit Kecamatan Atu Lintang Aceh Tengah berubah menjadi hujan. Ditengah suasana gembira, tiba-tiba muncul rasa takut manakala hujan sore itu disertai dengan angin yang bertiup sangat kencang. Pepohonan yang tumbuh di sekitar permukiman warga ikut tumbang dihempas angin badai itu.

Menurut Kadisbunhut Aceh Tengah, Ir. Abadi yang meninjau ke lokasi kejadian menuturkan bahwa warga sangat ketakutan manakala rumah mereka yang beratap seng, tiba-tiba seperti dilempari oleh ribuan butir kerikil. Mereka berusaha keluar rumah. Setiba di halaman rumah, terlihat tumpukan butir es yang rata-rata berdiameter 1 cm. Baru disadari bahwa bunyi seperti lemparan di atas atap rumah mereka rupanya akibat hempasan butiran es tersebut.

Begitu hujan mereda, warga dari Desa Atu Lintang, Kekelip dan Bintang Kekelip langsung meninjau ladang kopinya. Mereka begitu terkejut saat menyaksikan buah kopi yang masih hijau berguguran diantara tumpukan es, daun kopi rusak, tanaman kubis yang siap panen telah hancur. Pepohonan dan tanaman pisang yang tumbuh disana ikut bertumbangan.

“Kerusakan yang diakibatkan oleh hujan es di Kecamatan Atu Lintang mencakup di wilayah 100 hektar lebih. Di lokasi itu sebagian besar adalah ladang petani yang tergabung dalam kelompok tani Maju Bersama,” ungkap Abadi.

Berdasarkan hasil pengamatan tim Disbunhut yang turun ke lokasi kejadian, ditemukan sekitar 25% buah kopi muda rontok dari dahannya. Kemudian, sebut Abadi, fisik pohon juga mengalami kerusakan yang dikenal dengan istilah mati pucuk. Akibatnya, produksi kopi di kawasan itu akan terganggu.

Untuk mempercepat pemulihan tanaman kopi yang rusak akibat dihempas hujan es, perlu pemberian pupuk organik secara optimal. Menurut Abadi, Pemda Aceh Tengah secepatnya akan menyalurkan pupuk dimaksud ke tiga desa itu.

“Kami akan segera salurkan 32,5 ton pupuk organik ke kawasan yang terkena bencana hujan es itu,” tegas Abadi.

hujan_esFebruari lalu, sejumlah lokasi di Aceh Tengah yang berada pada ketinggian diatas 1.400 meter dari permukaan laut (mdpl) pernah terancam akibat turunnya butiran embun berbentuk salju. Dampaknya, hampir seluas 10 hektar tanaman kopi arabika rusak (daunnya terbakar) terkena frost (semacam butiran salju). Kawasan yang terkena frost waktu itu adalah Desa Kala Wih Ilang Kecamatan Pegasing, sekitar 3 Km dari Kecamatan Atu Lintang, lokasi hujan es yang terjadi minggu lalu.

Frost atau butiran embun menyebabkan daun muda mati kering. Embun atau semacam salju itu membeku dipermukaan daun sehingga ikut membekukan sel tanaman. Akibatnya, dinding sel tanaman pecah dan daun-daun muda mati dan kering seperti terbakar.

Sebenarnya, terjadinya frost di Aceh Tengah bukanlah peristiwa baru. Beberapa tahun lalu, frost pernah terjadi di Dataran Tinggi Gayo saat suhu udara turun ke titik terendah. Kawasan yang rawan terserang frost adalah ladang yang berada pada ketinggian diatas 1.400 mdpl. Frost menyerang tanaman kopi arabika tanpa naungan, terutama yang berada di lembah-lembah.

Penyebabnya, jelas Abadi, hembusan angin tidak mampu menjangkau lembah-lembah itu sehingga butiran air dingin tersebut tetap menempel dilembaran daun. “Air itulah yang membeku saat suhu udara turun drastis dimalam hari,” pungkasnya.[] muhammad Syukri | kompasiana

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.