Muhasabah

oleh
Ilustrasi listrik padam

Catatan : Jamhuri Ungel*

Membaca berita dan informasi yang beredar di dunia maya terkadang terasa aneh dimana banyak orang secara individu atau kelompok sudah berani berbicara dan membicarakan orang atau kelompok lain kendati mereka tidak ada pengetahuan terhadap yang dibicarakan tersebut.

Kita tidak tau persis apa penyebab dari pola pikir seperti ini, tapi kayaknya bisa diduga dikarenakan kebablasan dalam berpolitik, masyarakat yang selalu menganggap diri dan kelompok mereka yang benar sedang orang lain yang berseberangan dengan mereka dianggap selalu salah dan tidak pernah benar dan itulah artinya lawan menurut mereka.

Sayangnya pola pikir seperti ini tidak hanya terlihat dalam bidang politik tetapi juga merambah ke bidang ideologi dan ketauhidan, sebagian orang yang tidak paham agama mulai berani mengatakan tauhid orang lain salah sama dengan tauhid orang yang kufur, seperti yang terbaca dari beberapa status mengatakan bahwa Syiah itu sama dengan Israel (yahudi) yang selalu mengancam Islam dalam mazhab Sunni karena menurut mereka kebenaran itu hanyalah mazhab Sunni.

Pernyataan itu menurut hemat kami tidak tepat karena anggapan yang salah terhadap Syiah tidak semua benar demikian juga dengan anggapan kebenaran terhadap Sunni.

Sejarah mencatat bahwa Syiah merupakan bagian dari Islam yang mengakui kepemimpinan Ali bin Abi Thalib sebagaimana Muawwiyah yang berupaya mendapatkan posisi sebagai pemimpin walaupun dengan kecurangan sehingga lahirnya kelompok Khawarij. Kemudian dalam perjalanan sejarah demi kepentingan politik untuk saling menguasai lahirlah hadis-hadis palsu dalam upaya mencari dan ingin menemukan identitas diri, ternyata sebagian mereka berupaya menemukan identitas dengan jalan yang salah. Tetapi ada juga bagian dalam aliran mereka yang tetap berpegang teguh dengan kebenaran berdasarkan kepada al-Qur’an dan hadis nabi.

Memang ada perbedaan antara Syiah dan Sunni dalam beberapa hal dasar, seperti dalam pengamalan hadis kaum Syiah mendahulukan hadis-hadis yang berasal dari ahlul bait sedang Sunni tidak mengharuskan hadis itu berasal dari ahlul bait, kemudian tentang kemaksuman imam yang tidak diakui keberadaannya dalam mazhab sunni. Dari itu tidakkah terlalu mudah mengatakan syiah (dalam arti keseluruhan) dilabelkan dengan kesalahan dalam bidang ketauhidan, apalagi selalu mengaitkan kekufuran kepada berbagai aspek kehidupan seperti politik.

Tidak salah mengaitkan ketauhidan dengan politik, namun kita harus selalu mengingat bahwa dalam ketauhidan tidak ada keraguan walau sedikit sedang dalam politik memiliki keraguan yang dalam menemukan kebenaran sehingga sering dikatakan bahwa kebenaran dalam politik adalah kebenaran yang didasari oleh keraguan.

Karena itu janganlah terlalu mudah mengatakan kekufuran kepada seseorang atau bangsa tapi katakan kekufuran dalam aspek pelanggaran dalam ketauhidan dan jangan katakan kekufuran ketika berbicara aspek-aspek yang memiliki keraguan.

*Redaktur Senior LintasGAYO

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.