Oleh: Jusnaini Hasni, S. Pd. I. M. Ed
Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). (QS. Al Baqarah: 185)
Ramadhan merupakan bulan yang penuh keagungan dan kelebihan, bulan paling mulia bila dibandingkan dengan bulan yang lain. Karena Ramadhan bulan penggugur dosa, bulan musim kebaikan, di dalam bulan Ramadhan ada Lailatul Qadar, kemudian amal perbuatan kebaikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. dan juga di dalam bulan Ramadlan al-Qur’an pertama kali di turunkan.
Peristiwa tersebut menunjukkan keistimewaan bulan Ramadhan, sehingga di katakana syahru al-Qur an. Seperti kita ketahui bahwa di Indonesia peringatan turunnya al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) diperingati pada 17 Ramadhan, walaupun terdapat perbedaan dengan peringatan Nuzulul Qur’an yang ada di beberapa negara Arab dan Negara lainnya. Sebagian besar negara Arab, Nuzulul Qur’an diperingati pada malam 27 Ramadhan. Perbedaan ini disebabkan perbedaan perndapat ulama tentang kapan pertama di turunkan al Qur an, terlepas dari perbedaan tersebut, inti dari peringatan Nuzulul Qur’an yaitu untuk mengambil ibrah agar kita semakin dekat dengan Al-Qur an baik dalam membaca, tadabbur dan mengamalkannya.
Adapun tujuan Al Qur’an diturunkan bukanlah untuk diperingati saja, tapi yang terpenting adalah untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (dustur) ditadabburi atau direnungkan sehingga bisa memahami, mengambil ibrah dan mengamalkan hukum-hukum di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. ” (QS. Shaad: 29). Sejak pertama kali diturunkan al-Qur’an telah mampu merubah arah dan paradigma peradaban manusia dari kesesatan menuju kebenaran dan kebahagian baik dunia maupun akhirat. Hal ini merupakan salah satu pengaruh ajaran dan ilmu pengetahuan yang terdapat dalam al-Qur’an.
Belajar al-Qur an!
Peristiwa Nuzulul Qur’an yang diperingati secara menyeluruh di Indonesia agar tidak hanya sebatas seremonial saja, akan tetapi melalui moment ini harus mampu dikondisikan al Qur an sebagai sahabat kita yang selalu dibaca, tadabbur dan di amalkan. Melihat kondisi generasi Aceh akhir-akhir ini, banyak yang tidak bisa mengaji, bahkan orang yang sudah dewasa juga banyak yang tidak bisa mengaji. Hal ini bisa dilihat pada saat test baca al Qur an untuk para caleg atau pada saat pilkada masih ada yang tidak lulus baca al Qur an, belum lagi test baca al qur an pada saat mendaftar nikah di KUA. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan masyarakat kita tidak bersahabat dengan al Qur an, sehingga al Qur an akan dibaca ketika ada moment moment saja seperti membaca surah yasin, al Kahfi dan lain-lain. Sungguh sangat disayangkan kalau ada yang tidak bisa mengaji di daerah kita dan lebih sayang lagi kalau tidak mau belajar untuk bisa membaca al Qur an, tidak ada batas umur dan tidak ada kata terlambat untuk belajar membaca al Qur an yang baik dan benar.
Sesibuk apapun kondisi kita agar senantiasa meluangkan waktu untuk membaca al Qur an walaupun sebentar dan senantiasa belajar bagi yang belum bias mengaji. Melihat anak-anak yang masih kecil sudah hafal al-Qur an, kanak-anak yang tidak bisa melihatpun bisa menghafal al Qur an seperti pada acara Hafidh Qur an yang diselenggarakan oleh sebuah stasiun TV Swasta selama Ramadhan, sungguh sangat memilukan kalau dibandingkan dengan kita yang normal dan kita yang sudah dewasa tidak bisa membaca al Qur an apalagi menghafalnya.
Menjadikan al Qur an sebagai sahabat adalah sebuah solusi untuk selalu bersama al-Qur an, sehingga tidak hanya sebagai penghias rumah, akan tetapi ketika ia sudah menjadi sahabat tentu kita akan selalu merawatnya dengan memmbaca, mentadabbur dan mengamalkannya. Al Qur an sebagai obat penyejuk hati, bahkan setiap huruf yang dibaca Allah berikan ganjaran pahala kepadanya, berbeda dengan bacaan lain yang dibaca.
Bagi yang mau belajar al-Qur an, sekarang sudah ada Metode cepat bisa baca al Qur an baik melalu belajar privat maupun majlis Ta’lim. Pemerintah bahkan sudah mencanangkan pogram wajib mengaji setelah magrib, kemudian para orang tua bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengajar anaknya agar bisa membaca al Qur an, sehingga kedepan tidak ada lagi generasi kita yag tidak bisa baca al Qur an dan mampu melahirkan generasi Qur ani. Rasulullah Saw bersabda” Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.””
Untuk itu, dengan momentum Ramadhan sebagai bulan tarbiyyah “ Pendidikan” mari budayakan rumah, kantor, masjid/mushalla sekolah dan tempat kita bekerja selalu dihiasi dengan bacaan al-Qur’an. Kalaupun tidak sempat membaca al Qur an karena kesibukan kita, bisa dengan mendengarkan tilawah al Qur an melalui Hp, Tape, Tv dan lain-lainnya sehingga terkesan begitu bersahabat kita dengan al Qur’an.
Al Qur’an dan puasa nantinya akan memberikan syafaat kepada kita, seperti sabda Rasulullah SAW “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaatnya kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat pada siang hari, maka berilah ijin kepadaku untuk memberikan syafa’at kepadanya.’ Al-Qur’an berkata, ‘Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah saya ijin untuk memberikan syafaat kepadanya.’ Keduanya dapat ijin untuk memberikan syafa’atnya.”
Jadikan generasi muda generasi yang cinta al-Qur’an, kehidupan yang selalu berpegang teguh dengan ajaran al-Qur’an. Insya Allah semakin sering kita membaca dan mengamalkan perintah al-Qur’an semakin besar harapan kita untuk mendapatkan syafa’at dari al-Qur’an di hari kiamat nanti.
* Alumni IIUM Malasyia dari Gayo Lues
