Aktivitas perusahaan Malaysia di hutan Leuser bikin puluhan gajah mengamuk

oleh

hurtanacehLhokseumawe–LintasGayo.co: Akibat alih fungsi lahan yang dilakukan oleh PT Mandum Payah Tamita, perusahaan asal Malaysia di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), Puluhan gajah liar mengamuk di pedalaman Desa Batu Ular, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara.

Gajah-gajah liar tersebut mengamuk lantaran Hal itu akibat rusaknya habitat satwa liar dikawasan tersebut.

General Manager LSM Selamatkan Isi Alam Flora dan Fauna Aceh (Silfa), Irsadi Aristora mengatakan, binatang bertubuh raksasa tersebut keluar dari sarangnya dengan merusak hamparan perkebunan masyarakat setempat.

Program alih fungsi lahan yang dikelola perusahaan PT Mandum Payah Tamitaitu asal negeri Jiran tersebut, selain merusak keanekaragaman satwa liar juga mengancam keselamatan jiwa penduduk setempat.

“Aktivitas pembersihan lahan di sana, baik itu menggunakan alat berat dan sebagainya itu sangat mengganggu satwa liar, khususnya di  koridor satwa. Nah, pada saat wilayah kekuasaannya terganggu, biasanya insting satwa akan melakukan perlawanan,” kata Irsadi.

Dikatakan Arsadi, sangat besar kemungkinan penyebab mengamuknya gajah-gajah itu kibat aktifvtas PT Mandum Payah Tamita.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Aceh telah mengeluarkan izin Rencana Kerja Tahunan (RKT) alih fungsi lahan kepada Perusahaan Malaysia PT Mandum Payah Tamita.  Kondisi itu menyebabkan ribuan hektar areal Kawasan Ekosistem Leuser di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, terancam punah.

Aksi perambahan hutan tersebut mendapat tanggapan dari aktivis lingkungan. Mereka menilai  program Pemda itu lebih banyak mengundang mudarat dari pada manfaatnya. Tercatat, sekitar lima ribu hektar Kawasan Ekosistem Leuser yang membelah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, diperkirakan mengalami kerusakan parah. Hampir sebagian besar kerusakan KEL diakibatkan faktor program alih fungsi lahan yang digalakkan pemerintah daerah setempat.

Sementara itu seribuan masyarakat dari 20 Desa di Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, mengancam akan melakukan aksi perlawanan terhadap perusahaan PT Mandum Payah Tamita asal Malaysia tersebut. Termasuk, berencana menggagalkan program penebangan pohon besar untuk dijadikan tanaman sawit dan kayu campuran.

Perwakilan Masyarakat Desa Batu Ular, Kecamatan Cot Girek  setempat, Ismail mengatakan, pihaknya khawatir KEL akan punah. Pasalnya, 10 unit alat berat dikerahkan PT Mandum Payah Tamita, guna melakukan pembersihan lahan. Aksi perambahan hutan secara seporadis dapat menyebabkan bencana alam banjir  dan tanah longsor.[] sumber:kbr

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.