SMKN 3 Takengon masih darurat di Musara Alun

oleh

SMKN 3 Takengon3 (Custom)

Darmawan Masri

Hampir setahun berlalu musibah gempa berkekuatan 6,2 SR menghentak Gayo, Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, 2 Juli 2013 lalu, yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia dan kerusakan rumah, fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya.

Ekses dari gempa tersebut juga dirasakan oleh insan dunia pendidikan di Aceh Tengah, gedung-gedung sekolah banyak yang roboh dan tak layak pakai lagi. Salah satunya adalah SMKN 3 Takengon yang terletak di Jalan Abdurrahman, Mongal, Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, dimana semua gedung yang biasa dipakai sebagai proses belajar mengajar tak bisa digunakan lagi, sekolah ini pun harus dipindah sementara ke Gelengang Musara Alun Takengon menunggu pembangunan gedung yang baru.

Selama hampir 1 tahun sudah siswa-siswi sekolah ini harus belajar di gedung darurat yang dibangun, tentunya sebagai sekolah kejuruan kondisi ini sangatlah miris mengingat padatnya jadwal praktek yang dilakukan siswa harus terkendala karena kesulitan tempat praktek.

“Lucu kalau SMK tidak melakukan praktek dalam proses pembelajarannya, SMKN 3 Takengon mengantisipasi hal itu, musibah tidak menjadi kendala asal kita mau memikirkan solusi yang tepat, untuk praktek siswa disini harus pergi kerumah guru, karena tidak memungkinkan alat praktek disimpan disini, banyak gangguan,” kata Kepala SMKN 3 Takengon Aldi Munardi, Jum’at (20/6/2014) diruang kerjanya.

Kendala lain yang dihadapi oleh SMKN 3 Takengon adalah, gangguan dari luar, karena sekolah yang sangat darurat, banyak masyarakat yang biasa berkumpul dilapangan membongkar fasilitas sekolah tersebut, sampai-sampai ada berkas yang dibakar untuk dijadikan alat menghidupkan api.

“Pernah ada yang dibakar berkas disini, dari situ kami berinisiatif untuk membawa berkas ke rumah saat proses belajar mengajar usai, kendala lain laci-laci guru disini sering dibongkar terutama bendahara, mungkin mereka mencari uang dilaci itu jika tidak ketemu maka mereka merusak bangku itu dan dibakar diluar komplek,” ujar Aldi Munardi.

Proses Rehab Rekon Sekolah
Aldi Munardi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan kapan gedung sekolah yang rusak akan dibangun kembali. Pihaknya masih menunggu kepastian tersebut sehingga proses belajar mengajar bisa normal kembali seperti biasa.

“Pihak Dinas Pendidikan Aceh Tengah bersama dari pihak Kementerian Pendidikan sudah mengecek keadaan bangunan yang rusak, berkas-berkas yang diminta untuk proses rehab-rekon juga sudah kami siapkan, tinggal menunggu kepastian saja kapan dibangun kembali,” ungkapnya.

Pihaknya berharap, proses pembangunan bisa segera dimulai mengingat akan kendala-kendala yang ada jika berlajar disekolah darurat saat ini.

Penerimaan Siswa Baru Lancar
Meski sekolah ini mengalami kerusakan yang parah, tak menyurutkan keinginan warga Aceh Tengah dan sekitarnya untuk menyekolahkan anaknya ke SMKN 3 Takengon. Buktinya hingga dibukanya penerimaan siswa baru sejak 1 Juni hingga 30 Juni nanti sudah banyak yang mendaftar.

“Sengaja kita buka pendaftaran selama sebulan, hingga saat ini sudah banyak yang mendaftar, hal ini menunjukkan minat orang tua menyekolahkan anaknya kesekolah ini masih ada, meskipun harus belajar diruangan darurat sampai sekarang ini,” terang Aldi Munardi.

Dia mengharapkan, proses pembangunan sekolah yang rusak bisa terlaksana secepatnya, mengingat tahun Ajaran baru akan segera dimulai, sehingga keadaan siswa dalam proses menimba ilmu pun bisa maksimal.

Sejarah Singkat
SMK Negeri 3 Takengon tergolong sekolah kejuruan baru di Aceh Tengah, awalnya bernama SMK Negeri 2 Bebesen yang dibangun pada tahun 2007 dengan tim pendiri Drs. Timbul Suroso, M.Pd sebagai ketua, Purwanto, S. Kom (sekretaris), Fadli. S (bendahara) dan Iriandi, S.Pd sebagai anggota. Dengan terbitnya surat keputusan Bupati Aceh Tengah, SMK Negeri 2 Bebesen berubah menjadi SMK Negeri 3 Takengon dan diresmikan oleh Bupati pada tanggal 14 Agustus 2008, Kepala Sekolah dijabat oleh Timbul Suroso, M.Pd.

Angkatan pertama SMKN 3 Takengon memiliki siswa berjumlah 144 orang yang terdiri dari 3 jurusan, yakni Teknik Gambar Bangunan, Teknik Ketenagalistrikan, dan jurusan Teknik Pengelasan. Hingga saat ini SMKN 3 Takengon sudah memiliki 6 jurusan, ada penambahan 3 jurusan baru dari jurusan awal pendirian, yakni jurusan Sepeda Motor, jurusan PL (rekayasa perangkat lunak) dan jurusan Body Otomotif.

Saat ini sekolah kejuruan yang tergolong baru di Kabupaten Aceh Tengah ini dipimpin oleh Aldi Munardi sejak tahun 2012 hingga sekarang.

Visi dan Misi SMKN 3 Takengon

Visi : Menjadi Lembaga Pendidikan yang mampu mencetak lulusan yang kompeten mampu bersaing didunia kerja mampu menciptakan lapangan kerja dan berakhlak mulia.

Misi SMK Negeri 3 Takengon
Melaksanakan Diklat yang berorientasi  kepada kompetensi yang ada di dunia usaha/dunia industri.
– Mewujudkan lembaga Diklat berstandar nasional pada seluruh Program Studi Keahlian.
– Menjalin kemitraan dengan dunia usaha/dunia industri di dalam dan di luar negeri.
– Mencetak SDM terampil, Profesional yang beriman dan berahklak mulia.
– Melaksanakan sistem manajem Mutu ISO

(Sudah diterbitkan di tabloid LintasGAYO edisi 11, 22 Juni 2014)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.