Takengon-LintasGayo.co : Walau sudah ditetapkan sejak 25 November 2011 silam sebagai salah satu warisan dunia tak benda, Tari Saman Gayo oleh badan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) namun sertifikatnya belum diterima oleh masyarakat Gayo. Dan rupanya, sertifikat itu sudah diterima pemerintah Indonesia, dan kini di pajang di kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta.
Untuk jadwal penyerahan duplikasinya kepada masyarakat Gayo Lues melalui Pemerintah setempat, tinggal menunggu kesiapan Pemkab Gayo Lues. Demikian diutarakan Kepala Bidang (Kabid) Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Aceh, Azhar Muntasir di Takengon, Selasa 24 Juni 2014.
“Saya sudah melihat wujud sertifikat tersebut, pihak kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak beberapa bulan terakhir menunggu kepastian waktu penyerahan dari Gayo Lues untuk disesuaikan dengan jadwal menteri,” ujar Azhar.
Sebelumnya, kata Azhar, direncanakan penyerahan tersebut dilakukan bertepatan dengan acara pemecahan rekor MURI penari Saman terbanyak di Kabupaten Gayo Lues, namun hingga pertengahan tahun 2014 belum ada konfirmasi dari Gayo Lues.
Menurut Azhar, jika hingga Agustus ini belum ada kejelasan jadwal, maka direncanakan akan diserahkan di Banda Aceh saat pelaksanaan resepsi peringatan Hari Seni Daerah Aceh tanggal 12 Agustus 2014 mendatang.
Namun dari perkembangan terakhir, kata Azhar, penyerahan sertifikat yang ditandatangani Director General Unesco, Irina Bowong tersebut akan dilakukan di Jakarta dengan mengundang perwakilan masyarakat dan Pemkab Gayo Lues serta pemerintah Aceh.
“Tiga menteri akan menyerahkan sertifikat tersebut, Menteri Luar Negeri, Mendikbud dan Menko Kesra, kemungkinan Agustus ini,” pungkas Azhar Muntasir.
Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim belum berhasil dikonfirmasi. Pesan singkat LintasGayo.co ke nomor kontaknya hingga berita ini diterbitkan belum dibalas. (Khalisuddin)
