7 Tahun Keberni Gayo (2)

oleh
M Saleh Suhaidy

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA[i]

KeberniGayoMeyakinkan Narasumber
Menjadi narasumber dalam dialog secara live di televisi bukanlah perkara yang mudah karena orang yang tampil di televisi menjadi pusat perhatian semua orang (pemirsa) baik terhadap ucapan, cara bicara, gerak gerik badan (isyarat badan) sampai kepada kerapian pakaian yang dikenakan bahkan sampai kepada hal terkecil dari penampilan. Karena itu narasumber harus diyakinkan bahwa mereka mempunyai potensi untuk tampil meyakinkan dan membuat pemirsa percaya kendati juga sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk membuat pemirsa benci kepada penampilan mereka.

Karena adanya dua potensi pada diri calon narasumber atau juga pada semua orang maka sebagai orang yang harus menemukan narasumber yang berbeda untuk setiap minggunya, kita harus mampu membangkitkan potensi yang dapat meyakinkan pemirsa dan berupaya menghilangkan potensi yang membuat pemirsa tidak senang, potensi yang paling utama adalah bidang ilmu yang dimiliki oleh narasumber. Seperti pembicaraan masalah ekonomi dengan mengundang narasumber yang paham ekonomi dari akademisi atau praktisi, masalah budaya selalu akan dibicarakan oleh mereka yang mengerti dan berprofesi sebagai budayawan, demikian juga dengan bidang pendidikan dan juga bidang-bidang lainnya.

Ada sebagian narasumber yang tidak memiliki pengetahun akademik tentang apa yang menjadi profesi mereka, untuk itu agar acara dapat berjalan dalam waktu yang disediakan  dan materi yang disampaikan dapat dimengerti dan bermanfaat bagi pemirsa. Ada juga narasumber yang mimiliki pengetahuan akademik murni, untuk mereka ini kita mengajak mereka bercerita lebih akademik dengan mengajak bercerita dengan menggunakan banyak contoh sehingga pemirsa dapat mengetahui apa yang menjadi pesan dari dialog.

Dalam dialog live di televisi pengetahuan dan pengalaman sangat penting terlebih lagi pengetahuan yang diamalkan, karena bila hal ini didialogkan pemirsa akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari acara tersebut. Potensi ini mengalihkan perhatian pemirsa dari potensi-potensi yang lain, namun juga bila penampilan yang lain maksimal akan menambah menariknya dialog, kemampuan akademik dan pengalaman dimiliki oleh semua narasumber di acara Keberni Gayo, karena rata-rata mereka adalah orang-orang akadimisi walaupun berprofesi sebagai birokrasi sedang untuk pengalaman kemasyarakatan semua narasumber berasal dari masyarakat biasa.

Itulah potensi yang dimiliki oleh semua narasumber yang harus kita katakan kepada mereka bahwa mereka punya itu, ini merupakan upaya untuk meyakinkan narasumber pemula yang pada dasarnya belum pernah berdialog secara live di media televisi. Tetapi bag mereka yang telah pernah dan berulang-ulang tentu cukup dengan menentukan judul dan arah yang akan dibicarakan.

Orang Gayo itu Ikhlas

Dalam perjanan yang panjang menjadi presenter atau pembawa acara dalam Keberni Gayo banyak menemukan hal-hal yang luar biasa yang ada di dalam diri orang Gayo (utamanya mereka yang pernah menjadi narasumber), mereka tidak pernah mengukur apa yang mereka lakukan dengan materi. Walau sudah 7 tahun menjadi narasumber secara bergantian namun belum pernah satu orangpun yang bertanya tentang berapa uang atau honor yang akan diberikan untuk sekali tampil, ini luar biasa. Apakah mereka tidak butuh uang ? kita yakin mereka sama dengan kita semua, mereka perlu membaca buku, mereka perlu berpikir dan juga mereka perlu transportasi untuk menuju studio yang tempatnya lumayan jauh dari tempat dimana mereka tinggal. Tetapi mereka cukup maklum ketika saya katakan bahwa kita tidak dibayar oleh Aceh TV atau oleh siapapun dan sebenarnya kalau harus bayar tentu kita harus membayar Aceh TV sebanyak Rp. 6 juta atau lebih untuk sekali tampil.

Kalau kita harus membayar uang sebanyak itu tentu tidak sanggup dan kalau kita harus bertanya siapa yang harus membayar tentu saja semua kita akan menjawab Pemerintah, Lalu apakah pemerintah mau membayar, mereka kalau diberi tahu selalu menjawab kalau siaran Aceh TV tidak sampai ke Gayo (tetapi untuk sekarang sudah ada alat yang membuat Aceh TV itu mendunia). Pemerintah Aceh Tengah pernah membantu untuk penyiaran selama tiga tahun kalau tidak salah (saya tidak tahu pasti lama atau jumlahnya karena informasi dari direktur Aceh TV bahwa kita ada bantuan namun jumlahnya sedikit sehingga tidak sampai ke tangan saya sebagai pembawa acara).

Itulah bedanya narasumber Keberni Gayo dengan orang lain mereka rela berkorban demi kepentingan Gayo, sedangkan narasumber dari daerah lain selalu bertanya kenapa saya sudah 2 atau 3 kali menjadi narasumber tidak pernah dibayar. Dan itulah diantaranya alasan kenapa Kabupaten lain ketika diberi kesempatan untuk mengisi acara berbahasa daerah tidak bertahan lama, ada yang bertahan dua bulan, ada yang enam bulan dan tidak ada yang sampai setahun. Perlu diketahui sebagaimana saya sebutkan sebelumnya bahwa ketika Aceh TV berdiri direktur Aceh TV (Drs. Dahlan HT) memanggil dan memberi kesempatan kepada semua Kabupaten untuk mengisi acara dengan bahasa daerah masing-masing, termasuk Gayo dan hanya Gayo yang bertahan sampai saat ini.


[i] Presenter dan Pembawa Acara Keberni Gayo di Aceh TV salah satu televisi swasta yang ada di Banda Aceh.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.