7 Tahun Keberni Gayo

oleh

keberni-Gayo-Aceh-TV

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA[*]

Tepat  tanggal 22 Juni 2014 ini acara Keberni Gayo telah tayang secara live di Aceh TV dalam usia 7 tahun, berarti Keberni Gayo tayang perdana pada tanggal 22 Juni 2006. Dengan latar belakakang sejarah pada awal berdirinya Aceh TV seluruh daerah yang berbeda bahasa dalam Provinsi Aceh diajak dan diberi kesempatan untuk mengisi acara dengan berbahasa daerah, sedang nama acara diserahkan kepada perwakilan Kabupaten masing-masing yang ada di Banda Aceh, untuk kita yang berasal dari Gayo disepakati dengan nama acara “KEBERNI GAYO” yang berarti berita tentang Gayo.

Dalam rentang waktu seminggu sebelum tanggal 22 Juni 2006 direktur Aceh TV Drs. Dahlan HT (pada saat itu Ketua PWI Aceh sekaligus sebagai direktur Aceh TV) menelpon Mursyid Minosra (mantan Anggota DPR Provinsi Aceh) diminta untuk mencari orang yang dapat mengisi acara di Aceh TV dalam bahasa Gayo, karena Mursyid Minosra mengenal Drs. M Saleh Suhaidy (pada saat itu sebagai Kabid Litbang dan Program di Dinas Syariat Islam Provinsi) berpengalaman dalam mengelola  media sewaktu bertugas di Departemen Penerangan Kabupaten Aceh Tengah dan Provinsi  maka Mursyid Minosra  menghubungi beliau untuk mengisi acara di Aceh TV.

Karena kondisi kesehatan Drs. M. Saleh Suhaidy dalam beberapa tahun terakhir menurun beliau tidak menerima langsung tawaran yang diberikan, beliau meminta waktu untuk tidak menjawabnya secara langsung. Pada saat itulah Drs. M. Saleh Suhaidy memanggil kami (Mohd. Din, SH. MH dan saya Drs. Jamhuri) untuk berdiskusi tentang permintaan mengisi acara di TV. Saya masih teringat apa yang beliau katakan kepada kami, ini ada tawaran untuk mengisi acara dengan bahasa Gayo di TV, bagaimana menurut kalian ? sepontan dengan penuh semangat kami jawab, terima saja. Tapi beliau masih ragu dengan jawaban kami dan ia menyambung ucapannya jangan sembarang terima saya sudah sering sakit, nanti saya tidak sanggup lagi dan yang diharapkan adalah kalian, kami tetap menjawab terima, karena ini kesempatan dan momen yang tidak mungkin datang dia kali, dengan harapan kami masih bisa belajar dari beliau. Kalau memang siap kata beliau besok kita menghadap ke direktur direktur Aceh TV. Singkat cerita besoknya sekitar jam 14.00 siang kami bertiga menghadap Bapak Drs. Dahlan HT selaku direktur Aceh TV sejak saat itu sampai sekarang.

M Saleh Suhaidy
M Saleh Suhaidy

Kami berdiskusi dengan bapak Dahlan tentang nama acara yang akhirnya kami sepakati namanya adalah “Keberni Gayo”, nama ini dimunculkan karena alasan cakupannya luas dan dapat bercerita apapun asalkan tentang Gayo dan berbahasa Gayo. Setelah menyepakati nama acara, kami langsung berlatih dengan presenter Drs. M. Saleh Suhaidy dan dengan narasumber Mohd. Din, SH. MH dan Drs. Jamhuri dan setelah diperhatikan oleh bapak Dahlan (direktur Aceh TV) kami bisa tampil live pada jam 21.00 WIB malamnya dan karena tampil pertama dibenarkan berbahasa Indonesia. Pada saat itu bapak Dahlan sempat memuji dengan ucapan luar biasa, biasanya orang lain latihan ntuk menjadi presenter dan narasumber dalam waktu berbulan tapi ini bisa siap dalam waktu lebih kurang seperempat jam.

Mencari dan Mengejar Narasumber
Setelah penampilan pertama kami bertiga sukses sebagai presenter dan narasumber kami bersepakat dengan direktur Aceh TV bahwa acara Keberni Gayo tampil live seminggu sekali dengan durasi waktu selama satu jam termasuk iklan. Untuk narasumber selanjutnya kami harus menghubungi orang-orang yang kami angggap bisa dan mau kendati belum pernah, karena memang rata-rata orang Gayo belum pernah tampil di TV pada saat itu, setelah menghubungi dan bila ia mau kami harus menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang tema dan materi yang akan disampaikan dengan cara menyepakati pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan dan juga mendiskusikan jawaban-jawaban yang harus dijawab dari pertanyaan tersebut.

Alhamdulillah tidak banyak orang Gayo yang tidak mau ketika diajak menjadi narasumber, kerena mereka yang telah tampil sangat merasakan adanya kepuasan dan kebanggaan yang tidak ternilai harganya apalagi ditambah dengan teguran pemirsa pada keesokan harinya ketika bertemu di kantor atau di tempat-tempat lain. Dari situ sebenarnya kita tau bahwa orang Gayo adalah orang yang mampu tampil di media televisi walaupun sebelumnya semua orang menganggap bahwa berbicara di depan kamera bukanlah perbuatan yang mudah.

Tidak lama kami mengikuti dan melihat M. Saleh Suhaidy menjadi presenter kemudian beliau jatuh sakit sehigga tidak bisa lagi pergi bersama kami ke Aceh TV, tetapi sebagai guru yang baik beliau selalu setia membimbing kami, karenanya ketika kami live di TV beliau menonton dan keesokan harinya memberi komentar tentang apa kekurangan yang harus kami perbaiki dan memuji kebaikan yang kami lakukan, sampai ia meninggal dunia.

Awal Menjadi Presenter
Ketika Drs. M. Saleh Suhaidy jatuh sakit dan tidak bisa lagi menjadi presenter, saya bersama Mohd. Din, SH. MH harus bertanggung jawab menggantikannya, tidak mudah untuk itu karena kami berdua bukanlah orang media dan kami hanya sebagai tenaga pengajar yang merasa lebih mudah menjadi narasumber dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari presenter daripada presenter yang harus membuat pertanyaan kepada narasumber. Karena kita harus akui bahwa bagusnya acara, mengalirnya dialog dan puasnya pemirsa yang menonton sangat ditentukan oleh kemampuan pembawa acara.

Saya dan Mohd. Din berangkat ke studio dengan mengenderai mobil miliknya dengan pakaian rapi dan siap menjadi pembawa acara, masing-masing dalam hati saling  berharap agar tidak menjadi presenter, saya berharap bapak Mohd. Din yang akan tampil demikian juga harapan beliau agar saya yang tampil. Tetapi dalam hal ini Mohd. Din lebih lihai dari saya, dimana ketika berangkat dari rumah beliau tidak memakai sepatu dan saya karena menumpang dengan mobil beliau tidak mungkin menjinjing sepatu dan memakai sandal, akhirnya sesampai ke studio karena penampilan saya lebih lengkap (bukan berarti lebih rapi) maka saya harus siap menjadi presenter menggantikan Drs. M. Saleh Suhaidy yang pada malam itu masih sanggup menonton dan memberi penilaian terhadap penampilan saya. Dan ketika selesai membawa acara dan kami pulang bersama Mohd. Din katakan sebenarnya saya juga membawa sepatu yang saya letakkan di bawa tempat duduk  (jok) mobil. Akhirnya sejak itu tetaplah saya menjadi presentar atau pembawa acara.

Begitulah sejarah awal lahirnya acara “Keberni Gayo” di Aceh TV dan asal mula menjadi presenter atau pembawa acara di TV, alhamdulillah sampai hari ini (22 Juni 2014) telah berjalan 7 tahun.



[*] Presenter dan Pembawa Acara Keberni Gayo di Aceh TV salah satu televisi swasta yang ada di Banda Aceh.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.