Kelulusan UN Meningkat, Pendidikan Gayo Lues Mulai Bersinar?

oleh
Tugu Kabupaten Gayo Lues. (LGco-Khalis)

DSC_0022 (Custom)Oleh: Muhammad Nasril, LC. MA

Kabupaten Gayo Lues tahun 2013 lalu mendapat peringkat kelulusan Ujian Nasional (UN) terendah dari 23 kabupaten/kota di provinsi Aceh. Banyak pihak yang menyorot pendidikan di kabupaten berjuluk Negeri Seribu Bukit itu, bahkan tidak sedikit yang mencoba menganalisa faktor kegagalan tersebut, ada yang menyalahkan pemerintah, guru, siswa dan orang tua.

Sorotan yang tajam juga di sampaikan oleh mahasiswa asal Gayo Lues sendiri, Pilkada 2012 lalu menjadi satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan UN tahun lalu di Gayo Lues. Bahkan ada yang mencoba mengkritik pemerintah pada saat itu banyak guru yang di mutasi karena korban politik.

Terlepas dari itu semua pada tahun ini kelulusan UN bagi siswa SMA/MA dan SMK di Gayo Lues meningkat. Sedikit rasa bangga ketika membaca media online Lintasgayo.co (http://lintasgayo.co/2014/05/20/di-gayo-lues-6-siswa-sma-tak-lulus-un) pada 20 Mei tentang kelulusan UN di Gayo Lues.

Wahidin S. Pd Kabid Dikmen Dikjar Gayo Lues dan Ketua UN Gayo Lues, Selasa (20/5) saat dikonfirmasi mengatakan, Jumlah peserta UN SMA/MA/ SMK 1159 orang, dari jumlah tersebut, 6 orang diantaranya dinyatakan tidak lulus. “Yang dinyatakan lulus 99,53 persen, berarti ada peningkatan kelulusan dari tahun sebelumnya, bahkan peningkatan itu mencapai 12 persen hingga 15 persen, dan kita terus berupaya kedepannya agar tingkat kelulusan siswa di Kabupaten Gayo Lues bisa mencapai 100 persen” katanya.

Artinya pada tahun ini meningkat sekitar 12 persen lebih dan hanya 6 (enam) orang yang tidak lulus.

Tentu apresiasi diberikan  kepada semua pihak yang telah menyukseskan UN di Kabupaten Gayo Lues, baik pemerintah, siswa, guru, maupun orang tua.

Meningkatnya kelulusan UN pada tahun ini tidak serta merta menunjukkan pendidikan di kabupaten Gayo Lues sukses. Karena sukses atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan tidak hanya di ukur dari rendah dan tingginya kelulusan UN saja. Kesuksesan sebuah lembaga pendidikan lebih identik pada prestasi dan kreatifitas yang dicapai oleh siswa, ukurannya relatif, tergantung kepada visi dan misi lembaga pendidikan tersebut.

Seorang pakar pendidikan di Aceh mengungkapkan bahwa kesuksesan siswa bisa dilihat setelah empat atau lima tahun, artinya tidak di ukur dalam waktu dekat, lebih kepada jangka panjang, dalam proses pendidikan ibarat sebagai tanaman yang nantinya akan berbuah.

Pendidikan Gayo Lues akhir-akhir ini selangkah lebih baik di banding tahun lalu. Hal ini bukan karena banyaknya kelulusan UN saja, melainkan juga faktor-faktor yang lain seperti kondusifnya kabupaten Gayo Lues pada tahun ini paska Pilkada 2012 lalu sehingga pemerintah lebih fokus pada pendidikan, bahkan pada tahun ini dikabarkan akan dioperasionalkan kampus Unsyiah III di Blangnangka, kecamatan Blangjerango.

Perkembangan pendidikan di kabupaten Gayo Lues mulai bersinar dengan banyaknya putra putri daerah yang telah menyelesaikan pendidikan kemudian mengabdi disana.

Di kabupaten Gayo Lues terdapat bermacam-macam lembaga pendidikan formal, ada SMA Unggul, SMA/SMK, MAN bakan disana juga terdapat lembaga pendidikan pesantren modern. Pendidikan di Jakarta dengan Aceh tentu bukan bandingan dari segi maksimalnya pendidikan, begitu juga antara Banda Aceh dengan Gayo Lues, tentu berbeda. Fasilitas pendidikan di Banda Aceh jauh lebih sempurna dibandingkan dengan Gayo Lues baik dari  segi sarana dan prasana maupun pemerataan dan kemampuan guru. Perlu perhatian yang lebih dari provinsi Aceh terkait bidang pendidikan di Gayo Lues guna untuk mengejar pendidikan yang ada didaerah lain. Setelah semua ini dilakukan baru dinilai sukses dan tidaknya sebuah pendidikan.

Banyaknya putra putri daerah yang mengabdi di Gayo Lues tentu memberikan pengaruh besar dalam menyukseskan pendidikan. Mereka lebih siap baik untuk menetap di daerah maupun dari faktor mentalnya. Harapan kedepan pemerintah Kabupaten Gayo Lues memberikan perhatian khusus kepada putra putri daerah dan juga tidak menjadikan pendidikan sebagai ajang keganasan politik. Biarkan pendidikan berjalan profesional dan independent untuk  kepentingan daerah dan generasi mendatang.

Pada saat ini ada sedikit peningkatan perkembangan pendidikan di Kota Seribu bukit dari tahun lalu. Kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak sangat penting,   mengingat disana dari beberapa masyarakat yang dijumpai, mereka masih acuh terhadap pendidikan, tidak mau ambil pusing terhadap dunia pendidikan, paradigma seperti ini tentu harus di rubah untuk kemajuan pendidikan di Gayo Lues.

Pemerintah juga perlu mengambil tindakan tegas kepada guru yang tidak menjalankan tugasnya, agar tidak ada penumpang gelap dalam pendidikan di gayo lues, dan juga dalam perekrutan harus betul-betul guru yang profesional, karena pendidik selalu berhadapan dengan anak didiknya untuk itu tentu harus yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab dalam bidangnya.

Kegagalan dan kesuksesan pendidikan di Gayo Lues adalah tanggung jawab bersama, tidak ada one man show yang salah. Hari ini pendidikan Gayo Lues mulai bersinar, kedepan semoga lebih bercahaya, jayalah pendidikan di Negeri Seribu Bukit. Tentu masyarakat menanti kejutan-kejutan baik Qanun maupun support dari pemerintah untuk bersinarnya pendidikan di Gayo Lues. Jaya mi ko Gayo ku!!

*Pemerhati Pendidikan di Aceh, Penghulu  KUA Nisam Aceh Utara dan pengurus Dayah Insan Qur’ani

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.