Ini kronologi tragedi “Retak Runtuh”

oleh
Lokasi reruntuhan tanah dan batu di Retak kampung Lelabu kecamatan kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Foto diambil satu hari sebelum kejadian yang menewaskan 2 orang mahasiswa Unimal. (LGco-Khalis)

Evakuasi korban tertimbun batu dan tanah di Takengon. (foto: ist)
Evakuasi korban tertimbun batu dan tanah di Takengon. (foto: ist)

Takengon-LintasGayo.co :  Kronologi kejadian meninggalnya dua orang mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe akibat reruntuhan batu dan tanah di Retak Kampung Lelabu Kecamatan Kebayakan Takengon, Senin sore 31 Maret 2014 dipaparkan oleh Tomy Siagian, salah satu dari 806 mahasiswa dari Universitas Malikussaleh yang sedang menjalani Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di kabupaten Aceh Tengah.

Dia bersama rekannya yang meninggal dunia saat kejadian tersebut, Friska Siregar dan Zulfandri Aditya  serta 5 orang lainnya tergabung dalam kelompok 99 yang melakukan KPM di kecamatan Bebesen dan berposko di Kampung Nunang Antara.

Tomy yang ditemui LintasGayo.co di Rumah Sakit Datu Beru Takengon Selasa dinihari 1 April 2014 menjelaskan, sekitar pukul 16.00 WIB dirinya dan kedua korban meninggal dunia serta beberapa rekan lainnya berada di Posko kelompok 99 di Kampung Nunang Antara.

Sehubungan dengan telah berakhirnya masa KPM dan semua peserta akan kembali ke kampus di Lhokseumawe, Selasa 1 April 2014, Friska Siregar berharap kepulangan mereka itu bisa membawa oleh-oleh berupa buah-buahan, khususnya Alpukat.

Tak lama kemudian setelah mendapat kata sepakat, Friska Siregar, Zulfandri Aditya, Sahelta Bahria yang merupakan Ketua Pemuda Kampung Nunang Antara dan Darus salah seorang pemuda yang berasal dari Kampung Nunang Antara mengendarai 2 unit sepeda motor menuju Kampung Kelitu untuk mengambil buah Alpukat.

Setelah hajat tersebut terpenuhi, sekitar pukul 18.00, Darus yang mengendari sepeda motor sendirian membawa buah Alpukat yang sudah dimasukkan kedalam karung. Dia berada didepan mendahului sepeda motor yang ditumpangi bertiga oleh Friska Siregar, Zulfandri Aditya serta Sahelta Bahria.

Naas menimpa Friska Siregar, Zulfandri Aditya serta Sahelta Bahria saat melintas di lokasi yang bernama “Retak” di kampung Lelabu Kecamatan Kebayakan sekitar pukul 18:20 WIB. Tanah dan batu berjatuhan dari atas bukit di sisi jalan.

Kondisi ini mengakibatkan para korban tertimpa tanah dan batu tersebut, Friska Siregar dan Zulfandri Aditya menghembuskan napas terakhirnya dilokasi kejadian. Sementara Sahelta Bahria sampai berita ini diturunkan masih dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Datu Beru Takengon.

Darus yang saat kejadian sudah berada agak jauh dari tempat kejadian dapat terhindar dari musibah tersebut, dan sampai berita ini dinaikkan belum dapat dihubungi karena mengalami shock dan masih beristirahat kediamannya di Kampung Nunang Antara.

Saat kejadian tidak sedang terjadi hujan, namun sebelumnya sempat turun hujan beberapa saat yang mengguyur dataran tinggi Gayo dan sekitarnya.Amatan LintasGayo.co pasca kejadian itu, akses jalan tertutup oleh reruntuhan batu dan tanah, hingga tengah malam sejumlah alat berat berupaya menyingkirkan reruntuhan tersebut. Sejumlah aparat kepolisian tampak berada di lokasi tersebut. (Windo)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.