Gajah Pintu Rime Gayo “biyo-biyo ulak”

oleh
ilustrasi gajah aceh (setkab.go.id)

Redelong-LintasGayo.co: Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Ahmad Ready membenarkan jika sekelompok gajah dalam beberapa bulan terakhir berdiam di sekitar kampung Jalung Kecamatan Pintu Rime Gayo yang mengganggu lahan pertanian warta setempat.

“Kami tau keberadaan gajah-gajah yang mengganggu kehidupan warga tersebut dan sudah 5 kali melakukan upaya pengusiran dengan melibatkan pihak BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Aceh dengan menyertakan gajah terlatih, namun gajah-gajah itu kembali,” kata Kadibunhut, Selasa 25 Maret 2014.

Khusus penanganan gajah ini, kata dia adalah sepenuhnya tanggung jawab BKSDA Aceh, pihaknya hanya bisa melaporkan dan meminta BKSDA menanganinya. Dan terkait laporan terakhir yang mereka ajukan, kemungkinan akan direspon setelah pelaksanaan Pemilu ini.

“Intinya kami sudah berupaya maksimal, namun gajah-gajah itu biyo-biyo ulak,” kata Ahmad Ready dalam bahasa Gayo yang maksudnya “Diusir-usir tetap datang lagi”. Penyebab polemik manusia dan gajah ini penyebabnya adalah karena semakin tidak tersedianya bahan makanan gajah yang disebabkan tidak terkendalinya penebangan liar. Demikian

Seperti diberitakan media ini sebelumnya, sebanyak 28 ekor gajah berdiam di sekitar pemukiman Jalung kecamatan Pintu Rime Gayo dan telah merusak lahan pertanian warga setempat. (Kha A Zaghlul)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.