Benih ikan langka di Aceh Tengah

oleh
Larva ikan nila di bak pemijahan ikan BBI Lukup Badak yang siap didederkan. (Ist)
Larva ikan nila di bak pemijahan ikan BBI Lukup Badak yang siap didederkan. (Ist)

Takengon-LintasGayo.co : Kebutuhan benih ikan terutama jenis ikan Nila untuk usaha pembesaran ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) meningkat. indikasi tersebut mulai merebak sejak sekitar dua bulan terakhir ini.

Kelangkaan benih mulai terasa sejak pasca tahun baru kemarin demikian kata seorang pembudidaya ikan keramba jaring apung di kawasan teluk One-one, AS. Beliau menambahkan permintaan ikan nila konsumsi tidak hanya berasal dari dalam Kabupaten Aceh Tengah namun dari beberapa daerah lain seperti Meulaboh juga sudah mulai meningkat demikian dikatakan.

Adapun produksi dari wadah budidaya jaring apung miliknya saja AS mengatakan mampu menghasilkan dan menjual sekitar 14 ton dalam kurun waktu sekitar tiga mingguan saja, hal itu terjadi saat perayaan tahun baru di awal tahun 2014 kemarin, ugkapnya.

Produksi rata-rata ikan konsumsi yang berasal dari wadah budidaya keramba jaring apung di kawasan teluk One-one dan kawasan Toweren Danau Lut Tawar mampu menghasilkan sekitar satu ton perhari, ungkap Munawardi selaku Kasi Produksi dan Pengembangan Perikanan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Aceh Tengah, saat ditemui LintasGayo.co. Kawasan tersebut sekarang ini memang sebagai sentra produksi ikan konsumsi yang didominasi komuditas ikan Nila sambungnya.

Ketika ditanya mengenai adanya indikasi kelangkaan benih ikan, Munawardi mengatakan bahwa kemampuan Balai Benih Ikan memproduksi benih ukuran 5 – 8 cm dan 8 – 12 cm atau dikenal dengan istilah benih gelondongan besar untuk keperluan KJA cukup terbatas, hal itu disebabkan karena terbatasnya areal pendederan di BBI, baik di BBI lokal Lukup Badak maupun BBI Sentral Toweren ungkapnya.

Untuk memproduksi benih ukuran demikian perlu bantuan dan dukungan masyarakat, terutama masyarakat pembenih ikan atau Unit Pembenihan Rakyat (UPR) untuk melakukan usaha pendederan yaitu membesarkan benih kecil, baik yang masih berupa larva atau sudah fase post larva ikan menjadi benih ikan yang lebih besar dan layak ditebar di KJA, karena pembenih atau UPR seyogiyanya memang berkonsentrasi untuk kegiatan pendederan benih ikan selain memijahkan ikan. jika dijalani dengan serius tentu ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan bagi pembenih ikan, terang Munawardi.

Berkaitan dengan ketersediaan benih ikan, ketika LintasGayo.co mengkonfirmasi Kepala Balai Benih Ikan (BBI) Lukup Badak, Iwan Hasri, M.Si mengatakan pihaknya menargetkan sekitar 500 ribu ekor benih ikan akan mereka produksi dalam tahun 2014 ini, itu target kami ungkap Iwan. Ditanya mengenai kelangkaan benih ikan belakangan ini beliau juga mengatakan hal tersebut terjadi karena adanya permintaan dari luar daerah, dan itu mungkin untuk keperluan kegiatan bantuan pemerintah provinsi atau kabupaten lain terangnya.

Adapun kebutuhan benih untuk masyarakat pembudidaya ikan di Aceh Tengah kami selalu bisa memenuhi permintaannya, karena jumlah tidak terlalu besar, hanya berkisar antara 2.000 ekor hingga 5.000 ekor, terang Iwan.

(MA)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.