[Cerpen] Bertemu dalam Secangkir Kopi

oleh
ilustrasi

Oleh : Ismar Ramadhani*

Secangkir Kopi; Ruang untuk Bertemu

ilustrasi kopi (Foto: Google)
ilustrasi kopi (Foto: Google)

PERNAHKAH anda berada pada suatu sore dan tidak tahu harus melakukan apa pun dirumah. Kemudian anda memutuskan mengunjungi cafe langganan anda, yang kerap menjadi pilihan saat anda begitu suntuk dengan rutinitas harian. Secangkir kopi adalah satu-satunya alasan anda mengunjungi cafe tersebut. Maklum, mungkin anda tidak seperti orang kebanyakan, yang menjadikan secangkir kopi sebagai minuman sehat, minuman berkelas atau ‘alibi’ lainnya yang dapat disematkan pada secangkir kopi.

Kehadiran anda yang rutin ke cafe tersebut membuat anda begitu dikenali oleh sang Barista. Pesanan kopi ‘biasa’ anda pun tersaji, dalam kurun waktu yang tidak begitu lama. Maklum, pelanggan tetap.

Seperti cerita sebelumnya, anda orang yang tidak terlalu suka menjadi kopikan sebagai alasan bahkan, untuk berkenalan atau bersosialisasi. Sampai pada sebuah pengetahuan menarik tentang kafeine yang anda temukan dari status jejaring sosial seorang teman. bahwa Kafein dapat memperbaiki mood seseorang. Kafein juga dapat menjadi pemicu, munculknya sifat ramah dalam diri seseorang. Celakanya, sejauh ini mungkin kafein telah mendorong anda begitu kuat untuk menjadi ramah, namun sedikit rasa malu menghalangi ‘kebahagiaan itu’. tapi tahukah anda, hal menarik dari seorang manusia adalah, kemampuannya mengubah cara berpikir. Itu juga yang sedang ingin dilakukan oleh anda hari ini, memahami betul informasi yang anda temukan dan berusaha menerima pengaruh kafein yang mulai melukis senyum di bibir anda.

Tak disangka, pada saat yang sama dengan senyum yang tersungging, disudut ruangan Seorang wanita duduk ‘bersendirian’, asik dengan buku bacaannya, dan bukan sebuah kebetulan bahwa buku yang dia baca adalah buku yang juga anda sukai. Sembari anda terus mengamati, kafeine mulai bekerja dengan mengatakan ‘ayo hampiri dia, dan berbincanglah’. Sedikit penolakan anda lakukan, tapi tatapan matanya yang sekilas, seolah pertanda bahwa ‘ok, saya sedang membutuhkan seorang teman’.

Kaki anda mulai gatal untuk terjejak di bumi, ia ingin sedikit di angkat dan kembali terjejak dalam bentuk langkah. Bokong anda terasa panas duduk di kursi favorite anda, tapi tolong, kursi yang ada disampingnya terlihat begitu nyaman. Baiklah, demi secangkir kopi. Anda bangkit dan menghampiri mejanya, secangkir si hitam penuh misteri di tangan kanan Anda seakan menjadi modal besar untuk berhasil menyapa.

Ini adalah dialog yang mungkin terjadi anatara anda, dia dan secangkir Kopi (Pertemuan)
‘hi’
‘hi juga’
‘boleh saya duduk?’
‘silahkan, dengan senang hati’. Lihat, bagaimana kafein telah membuat mu begitu berani, spontan namun sopan.
Anda akan mulai belajar berbasa-basi penting
‘buku yang menarik?’
‘ya, seorang teman baru mengirimkannya untuk ku’
‘teman yang baik’, lihat anda mulai memuji.
‘ya, saya beruntung memiliki teman sebaik dia’, dia berusaha merendah.
‘apakah anda menyukai cerita petualangan milik Dan Brown?’ anda mulai kreatif untuk bertanya. Tapi itu sangat terkesan basa-basi.
‘ya, saya menyukainya. Saya sudah membaca hampir semua bukunya’
‘wooww….itu hebat, tidak banyak perempuan yang saya temui yang suka membaca’, gombalan anda mulai membuatnya tidak nyaman, tolong. Ini pertemuan pertama….dan memberitahu anda banyak bertemu dengan perempuan, itu sangat tidak penting.
‘ehm, mungkin saya akan diterima tanpa tes, di kelompok perempuan yang tidak kebanyakan itu’, jawabnya cerdas.

Tawa pertama pecah diantara kalian berdua….dan saya tahu, kamu telah kalah 1;0 darinya.
‘suka kopi’, kalian mulai membincangkan ku
‘saya memang selalu datang kemari untuk ngopi’, woww….perempuan itu menyukai ku
Jawabannya memberi anda peluang. Carilah kesamaan tapi jangan mengikut. Tunggu sampai dia bertanya kembali.
‘apakah anda juga suka kopi?’,
‘kopi selalu menjadi alasan saya datang kemari’, kau berbohong teman…kau lebih sering mengabaikan ku dalam lamunan mu. Tapi saya harus memuji mu teman. Kalian berdua telah sampai pada kesamaan pertama yang sangat ‘personal’.
‘menyenangkan, sesekali memiliki seorang teman untuk menikmati kopi. Bukankah begitu?’ ujarnya.
‘apakah itu tidak membuat Langdon dalam Inferno mu cemburu?’. Huhhh godaan yang payah.
‘hahaha, saya telah menutupnya sejak dirimu datang’. nah lho….
‘ehmm… menyenangkan bisa membuat Langdom kalah, terkurung dalam cerita itu’, ngeles yang hebat.
‘nama ku Sinta’, akhhh betapa berani perempuan ini.
‘aku Rama’, kau kalah kawan
‘bukankah Rama dan Sinta tidak menyukai kopi’, ujarnya.
‘bukankah yang penting kau menyukai kopi dan aku juga menyukainya (mu)?’

Kalian berdua tersenyum di wajah ku. Secangkir Kopi telah menjadi ruang untuk bertemu.
Cerita diatas adalah satu versi dari kemungkinan pertemuan yang dijanjikan oleh secangkir kopi. Tentu anda telah melalui begitu banyak pertemuan karenannya. Kopi adalah salah satu minuman yang memiliki dimensi sosial yang begitu kuat. Mengoptimalkan daya magis kopi untuk bersosialisasi adalah kesempatan yang harus di raih oleh semua orang yang ingin menambah jumlah teman, jumlah kenalan, dan jumlah informasi serta kebijaksanaan hidup.

Jadi, jangan sungkan mengunjungi cafe kesukaan anda, pesanlah kopi yang biasa anda minum. Nikmati pengaruh kafeine dalam diri anda. Pengaruh untuk bersosialisasi, berbagi hal-hal yang positif dan membuat diri menjadi berada dengan bantuan secangkir kopi. Selamat mencoba dan melakoni pertemuan dalam secangkir kopi versi anda sendiri.

*Penulis adalah Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Alumni mahasiswa pascasarjana Hubungan Internasional UGM asal Gayo

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.