Bangga jadi anak Takengon (Refleksi 347 tahun)

oleh

Oleh:Muhammad Rusydi DR

rusdy_kaleTAKENGON genap berusia 347 tahun, namum saya rasa usia kota saya cintai ini lebih tua dari itu, mengingat sejarah lampau yang mulai ditemukan posil tua, termasuk kekayaan budaya yang sangat kuat sehingga Takengon sebagai “Ama ni kute I Gayo” mungkin berusia 1347 atau 2347 atau bahkan 3082 tahun.

Masih menjadi fenomena ketika kota saya yang indah ini menjadi tujuan wisata. Mungkin benar kurangnya promosi dan publikasi dari pemerintah daerah dan pemerintaj provinsi membuat nama Takengon tidak sesohor Hawai ataupun Bali. Namun masyarakat Takengon dengan segala keterbatasannya baik teknologi, bahasa asing, dan hubungan dengan daerah luar minin bisa mendatangkan para wisata baik lokal dan mancanegara.

Sebagai ibukota Gayo,Takengon yang sangat kental budaya ,baik tarian,nyanyian,dan kebiasaan masyarakat lokalnya sangat dikenal oleh masyarakat dunia termasuk dialeg bahasa sehari-hari,meskipun berbahasa indonesia namun ada kata “geh.joh,yah,nu,keh,eneh dan masih banyak lagi yang membuat masyarakat Gayo Takengon memiliki kekhasan yang berbeda dari daerah sekitanya.

Takengon dalam bingkai  Gayo,namun masih banyak etnik dan suku yang hidup harmonis di dalamnya. Semangat nasionalisme ke-Gayoanlah yang membuat masyarakat di Takengon dengan berbagai latarbelakang etnis bisa bersatu dalam bingkai Bangsa Gayo yang tertuang dalam bumi Gayo High Land itu.

Memang masyarakat Gayo Takengon seperti sudah dilahirkan Tuhan sebagai masyarakat yang levelnya sangat tinggi,seumpama di bangku sekolahan masyarakat Takengon adalah siswa yang sudah tingkat tinggi karena selalu menghadapi cobaan dan ujian baik dari alam maupun dari lemahnya pemerintahan.

Banyaknya permasalan yang dihadapi baik tidak adanya perubahan sedikitpun pembangunan infrastruktur,pendidikan dan pelayanan kesehatan dalam kurum waktu sepuluh tahun ini namum masyarakat Takengon masih sabar dan merekan tidak mengunggu melainkan berbuat secara bersama meski tanpa kepala pemerintah mereka mencoba membuat gebrakan baru yang sangat inovatif dan berguna bagi masyarakat.

Begitu juga saat terjadinya musibah gempa di Takengon dan sebagian di “Anak Kandung”kabupaten Bener Meriah hingga saat ini belum ada kejelasan atas kepastian bantuan yang diberikan,memang tidak besar namun ketika dalan kondisi urgen sepeserpun sangatlah berarti.

Ada hal yang membuat saya bangga pada orang Takengon meski dalam musibah mereka tidak meminta-minta layaknya daerah lain di sana.mereka bahakan secara gotong royong membangun rumahnya kembali,dan hal yang sangat membuat saya menjadi sangat bahagia rumah yang dulu hanya lantai satu saat gempa malah dibuat menjadi lantai dua bahkan lantai tiga,hal ini membuat saya sadar bahwa lagi-lagi masyarakat tekngon memang manusia level tinggi dengan kapasitas cobaan yang sangat luar biasa.

Saya teringat ketika sayang masi sekolah di Takengon,saya mengannggap Takengon adalah kota indah yang memang tidak diketahui oleh masyarakat luar.namun ketika saya sudah bearda di kota provinsi baru saya sadar bahwa dinas para wisata Takengon iti jauh-jauh lebih baik dan lebih hebat dibandingkan yang ada di provinsi. Jelas dengan keterbatasan wawasan kepala pemerintahannya Takengon bisa maju dengan bantuan dinas parawisata yang sangat hebat,semua elemen masyarakat dengan segala upaya memperkenalkan kota tercintanya ini kepada dunia.

Baik dengan komunitas fotografer yang mengambil angel yang pas sehingga pesona kota takengon menjadi lebih indah bila dilihat,club motor yang ada di Takengon yang membawa club-club lain untuyk singgah dan menikmati sebercak dari keindahan Takengon,dan juga mahasiswa di luar Takengon yang menampilkan keindahan budaya Gayo yang membuat para penikmatnya ingin melihat kota indah itu.

Suatu saat saya berharap agar dimasa depan muncul pemimpin yang pintar yang disayang masyarakat,yang memiliki potensi diri dan tidak takut pada siapapun termasuk kaum hawa yang bisa membawa masyarakat Takengon menjadi lebih bahagia.

Saya pernah bermimpi nanti suatu ketika ada pemuda-pemuda yang memiliki emosional Gayo yang tinggi dengan intelektual level profesor yang menjadikan Takengon menjadi ibu kota provinsi Gayo dengan kemajuan dan tingkat pendapatan dan pembangunan tinggi yang menjadikan Gayo menjadi negara hebat dalam bingkat Negeri Antara.

Penulis adalah mahasiswa Fisipol Unsyiah

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.