Mengurangi Kadar Logam Berbahaya Pada Limbah Dengan Metode Biosorpsi

oleh
Gambar 1. Leachate (http://quadcitiesdaily.com/?p=12599)

Oleh: Kameliah Mushonev, Melyana Syifa, Nella Andriyani*

Gambar 1. Leachate (http://quadcitiesdaily.com/?p=12599)
Gambar 1. Leachate
(http://quadcitiesdaily.com/?p=12599)

Pencemaran lingkungan bukanlah hal asing yang terjadi di Indonesia. Pencemaran lingkungan sering disebabkan oleh limbah industri, limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan masih banyak lagi. Semakin meningkatnya industrialisasi mencirikan bahwa Indonesia merupakan negara yang berkembang. Namun disayangkan pesatnya perkembangan industri ini tidak dibarengi dengan pola pikir yang save the earth meskipun telah ada AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang harus dipenuhi sebagai syarat berdirinya suatu industri. Selain dari dunia industri, bukit-bukit sampah yang kini bisa kita temukan dengan mudahnya di berbagai tempat mengindikasikan kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungannya.

Salah satu bahayanya ketika musim hujan, air akan melarutkan dan membilas materi-materi terlarut dari timbunan sampah, sehingga logam-logam berat akan terbawa sepanjang aliran air tersebut. Ketika pengelolaan sampah pada suatu TPA kurang memadai, maka timbullah limbah cair yang berbahaya. Sedangkan limbah industri sering mencemari perairan yang digunakan untuk menampung limbah tersebut. Limbah-limbah cair ini, baik yang berasal dari air eksternal maupun hasil dekomposisi sampah, biasa dikenal dengan sebutan leachate (lindi).

Salah satu logam berat yang terkandung di dalam leachate adalah Chromium (VI). Jenis logam berat ini bersifat karsinogenik sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit ketika masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Apabila Cr (VI) masuk ke dalam tubuh manusia dengan kadar yang melebihi batas ambang toleransi, akan menimbulkan kelainan pada berbagai sistem seperti sistem pencernaan dan pernafasan. Karena dampak tersebut, para peneliti mencoba untuk mencari cara terbaik agar kadar Cr (VI) dalam leachate dapat berkurang dan tidak lagi membahayakan bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan metode biosorpsi. Metode ini dipilih karena mampu bekerja dengan optimal, namun dengan biaya yang ekonomis dan tidak memerlukan banyak bahan-bahan kimia.

Biosorpsi merupakan proses adsorpsi ion-ion logam yang memanfaatkan materi biologi. Dalam hal ini, materi biologi yang digunakan berupa bakteri Bacillus spp.yang diisolasi dari tanah, kemudian diproses untuk menjadi biomassa Bacillus spp yang telah dimatikan.Dengan pemberian biomassa Bacillus spp yang telah dimatikan sebanyak 0,25mg ke dalam leachatedengan kondisi asam (pH 2), logam Cr (VI) dalam leachate akan tereduksi hingga mencapai 99% menjadi Cr (III) yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya

Pada dasarnya, pereduksian ini memanfaatkan sisi aktif dan gugus fungsional pada kelompok karboksil yang terdapat pada dinding sel bakteri yang mampu berikatan dengan logam seperti Cr (VI). Kondisi pH yang rendah mempengaruhidinding sel untuk bermuatan positif sehingga dapat mengikat logam Cr (VI) yang bermuatan negatif dengan kuat. Sedangkan jikapH menjadi tidak asam (normal atau basa), muatan pada bagian tersebut akan menjadi negatif sehingga tidak dapat berikatan lagi dengan logam Cr (VI) karena saling tolak menolak.

Metode biosorpsi ini tentu harus lebih dikembangkan lagi karena memiliki banyak potensi untuk mengurangi logam berbahaya limbah. Lebih baiknya lagi jika kita menyiasati bagaimana menekan produksi limbah bukan malah menyumbang limbah ke lingkungan. Kegiatan sanitasi yang dimulai dari lingkungan sekitar tentu akan berdampak besar untuk mengurangi produksi dan dampak limbah itu sendiri kedepannya.

Sumber:

Ahalya, N., Kanamadi, R.D. dan Ramachandra, T.V. (2005). Biosorption of chromium (VI) from aqueous solutions by the husk of bengal gram (Cicer arientinum). Electronic Journal of Biotechnology. 8: 258-264.

Purwanta, W. (2007). Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Perkotaan. Jurnal Air Indonesia. 3:57-63.

*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.