Kurang Dokumentasi, Dorong Eka Sari Teliti Kearifan Lokal Gayo

oleh
Eka Sari
Eka Sari

Malang-LintasGayo.co—Penelitian tentang Gayo masih terbatas. Termasuk, dokumentasi tertulis dan publikasinya. “Makanya, saya mengambil objek penelitian tentang Gayo. Berharap, kajian tentang Gayo makin bertambah,” kata Eka Sari, mahasiswa pascasarna Universitas Negeri Malang (UM) di Malang, Rabu (4/12/2013)

Diungkapkan alumni SMU Negeri 1 Bebesen (sekarang SMAN 1 Takengon) itu, dia akan fokus meneliti kearifan lokal Gayo. “Pilihannya ada tiga, gajah putih, tari guel atau didong. Cuma, tetap ke kearifan lokalnya,” tegas Eka.

Dalam didong misalnya, sambungnya, banyak kearifan lokal di sana. Hanya saja, kurang tergali, terdokumentasi, dan terpublikasi.

“Ini untuk penelitian tesis saya. Saya meneliti ini—Gayo—lebih karena tanggung jawab moral dan sosial saya selaku orang Gayo. Kalau bukan kita (orang Gayo), siapa lagi yang menelitinya,” sebutnya.

Akan tetapi,  Eka mengalami sedikit kendala. Pasalnya, rujukan kegayoan masih sangat terbatas. “Hari ini, saya akan konsul lagi. Kalau sudah disetujui salah satunya, saya langsung melakukan penelitian. Kendalanya, referensi tertulis tentang Gayo sangat terbatas,” tandasnya.

Oleh karena itu, alumni pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) itu coba berkomunikasi dengan peneliti Gayo.

“Saya coba komunikasi dengan peneliti, pengkaji, dan penulis-penulis Gayo. Barangkali, mereka bisa membantu. Soalnya, buku-buku Gayo di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Aceh Tengah juga terbatas,” tuturnya (gm).

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.