Festival Musikalisasi Puisi bertema Kopi, Ikut Promosikan Gayo

oleh
Badri Ismail (tengah depan)
Badri Ismail (tengah depan)
Badri Ismail (tengah depan)

Jakarta-LintasGayo.co: Festival musikalisasi puisi yang diadakan baru-baru ini oleh Kantor Penghubung Pemerintah Aceh yang bekerjasama dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) mendapat apresiasi khusus dari banyak kalangan.

Kepala kantor penghubung Provinsi Aceh di Jakarta Ir. Muhammad Badri Ismail mengaku Festival Musikalisasi puisi dengan tema kopi ini, menunjukkan bahwa budaya itu juga menghargai hasil bumi Aceh begitu.

Secara khusus, kontributor Lintasgayo.co di Jakarta Zuhri Sinatra menemui pria yang baru 10 bulan menjabat Kepala Penghubung tersebut. Berikut hasil wawancaranya:

LGco: Bagaimana pandangan bapak dengan adanya acara ini, mengingat tema tentang kopi itu barangkali baru kali ini diperlombakan?

Badri Ismail: Disinikan kita ada anjungan Aceh, sebagai wadah untuk mempromosikan potensi hasil karya cipta seniman Aceh baik di Aceh dan di Jakarta. Festival Musikalisasi puisi dengan tema kopi ini, menunjukkan bahwa budaya itu juga menghargai hasil bumi Aceh begitu.

Hasil Aceh itu apa? Ya kopi, jadi dengan budaya itu kita juga menghasilkan promosi hasil bumi kita sendiri, kan gitu. Karena hari ini kan bisa saja hasil bumi kita diklaim sama orang, bahwa orang yang punya. Bisa saja kopi yang dihasilkan Takengon itu, bukan di Takengon pengolahannya, bisa di Medan.

Sehingga itu bisa menjadi kopi Sidikalang, bisa jadi kopi dari mana-mana, tapi hari ini dengan seni ini kita coba sampaikan  kepada masyarakat seni, ini hasil bumi kami, sehingga saya menaruh positif terhadap upaya yang dilakukan oleh pihak anjungan Aceh dengan merangkul para seniman dan pelaku seni baik yang ada di Aceh dan di Jakarta untuk sama-sama menjadikan Aceh itu sebagai daerah wisata, daerah penghasil kopi yang dinikmati orang.

Sekarang , kalau orang tau itu kopi kita, tentu  bisa meningkatkan harkat hidup, dengan orang datang  ke tempat kita berwisata, akan menghasilkan pendapatan masyarakat sehingga ekonomi akan naik.

LGco: Sejauh mana efektivitas seni untuk mempublikasikan hasil alam, khususnya kopi?

Badri Ismail: Begini, sekarang kan sebuah produk untuk dihasilkan kan biayanya mahal, costnya  tinggi, tapi kita mensiasati dengan penampilan puisi dengan tema kopi ini, begitu orang dengar, owh.. kopi Gayo sehingga itu kan bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Orang hanya mendengar saja, tapi dengan merasakan akan beda, tadi puisi-puisi itu kan ada macam mana rasa kopi, jangan curi rasa kopi kami, karena apa, kalau dicuri kan ini menjadi ikon orang, jadi milik orang. Jadi yang kita harapkan, saya pikir dengan  kegiatan seperti ini dapat meningkatkan komunitas orang untuk minum kopi Gayo.

LGco: Menurut bapak penampilan mereka ini sejak awal, unsur etnik yang terlihat, dari penampilan atau dari publikasi kopi itu sendiri?

Badri Ismail: Inikan namanya ajang festival, tidak semuanya orang itu hadir mengapresiasikan kopi kita, mempromosikan kopi kita, orang ikut festival kan hanya untuk menang saja, dari alat seni, dari gaya, dari penampilan, tutur kata, dari pemilihan puisi, itu kan mencerminkan bagaimana di mengkolaborasikan , menurut saya itu hal yang positif.

Memang, dari semua itu ada beberapa yang sudah memenuhi standar, dan ini kan puisi khas karya cipta orang Aceh, terkait kopi. Ada juga tadi yang kita lihat orang luar Aceh yang bisa.

Tapi kalau  saya lihat teman-teman dari etnis Aceh dengan bahasa Gayonya, dengan kostum  khas Gayo, musiknya, alat musiknya, itu sudah mencerminkan etnik itu sendiri. Kita harapkan ini menjadi sebuah nilai yang positif, jadi kalau dilihat group-group lain bisa menjadi penambahan buat mereka untuk tampil lagi.

LGco: Ke depan, apakah acara serupa akan diadakan lagi, sejauh mana dukungannya?

Badri Ismail: Kalau  saya sebagai kepala kantor penghubung Aceh, kita akan upayakan, kita akan mencoba memperjuangkan untuk kegiatan-kegiatan seperti ini, cuma kita kan  tidak bisa menghindar juga adanya dana terbatas, artinya bisa jadi ke depan kita buat tapi kita rangkul pihak ketiga untuk membuat acara ini lebih sukses.

Ke depan apakah akan kita di gedung kita sesuaikan dengan kemampuan anggaran, saya pikir karena saya kepala kantor penghubung Aceh baru sepuluh bulan, akan  saya evaluasi, sehingga ke depan yang kurang, bisa kita tambahkan.

LGco: Tanggapan saudara-saudara dari Aceh dan pemerintah Aceh terhadap kopi Gayo itu sendiri?

Badri Ismail: Saya pikir menanggapi positif, dengan kopi gayo tersebut, cuma sekarang bagaimana kita orang gayo sendiri untuk mempromosikan itu, jangan sampai cita rasa dan merek kopi gayo itu di ambil orang, begitu.

LGco: Secara keseluruhan penampilan Gayo Etnik bagaimana, mengingat hanya satu-satunya group musik yang berasal dari Gayo yang tampil?

Badri Ismail: Saya lihat penampilan mereka bagus, artinya memuaskan, namun penilaian juri tentu berbeda sama saya. diharapkan ke depan komponen masyarakat Aceh dan seniman Aceh, mari sama-sama menggunakan fasilitas anjungan Aceh ini untuk promosi pariwisata Aceh, silakan saja, yang penting komunikasi, itu sangat penting.(aZa)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.