Menatap Masa Depan

oleh
jamhuri

Oleh.  Drs. Jamhuri Ungel, MA

jamhuri
jamhuri

TERKADANG ironi ketika kita berpikir serius dan mengikuti apa yang sedang dipikirkan dan dilakukan oleh kebanyakan orang untuk menatap masa depan, ada sebagian orang ingin mencoba membuat  gambar tentang daerah dimana mereka tinggal  untuk masa mendatang dan dalam masa jauh kedepan, mereka menggambar untuk masa 50 tahun bahkan ratusan tahun kedepan. Namun kebanyakan  diantara mereka juga hanya mampu berpikir dan menggambar berorientasi ke masa lalu, mereka tidak bisa pindah dari masa lalu, mereka menganggap masa lalu adalah segala-galanya, sampai mereka menyalahkan masa sekarang yang merubah atau menghilangkan gambaran masa lalu.

Perlu kita ingat, masa lalu adalah masa yang melahirkan falsafah yang dijadikan panduan untuk berbuat menuju masa depan, masa lalu tetap memerlukan perbaikan, kritikan guna menuju masa depan. Masa lalu bukanlah tujuan masa depan tetapi masa lalu merupakan tujuan masa sebelumnya, selanjutnya masa sekarang adalah masa depan dari masa lalu, generasi masa lalu telah mampu menggambar masa depan mereka sehingga lahirlah masa sekarang. Tapi kenapa generasi sekarang terlalu banyak mengambar masa lalu, bukankah sebaiknya semua orang menggambar masa depan karena kemajuan dan kemunduran masa depan sanat terhgantung kepada lukisan orang-orang pada masa sekarang.

Potensi alam Gayo yang luar biasa yang tidak ada pohon yang tidak bisa tumbuh, tidak ada hewan yang tidak bisa hidup menjadi rahmat bagi masyarakat Gayo yang telah hidup beribu tahun, tidak hanya itu tetapi juga indahnya pemandangan alam yang dapat dinspirasikan sebagai indahnya surga. Kenapa tidak bukankah Tuhan telah menyebutkan bahwa indahnya surga itu adalah sebagai tempat yang dibagian terendahnya dialiri air dan ditumbuhi oleh buah-buahan. Kendati sebenarnya kehindahan surga itu tidaklah pernah terlintas dan terbayangkan oleh manusia itu,  sehingga keindahan yang digambarkan selama ini hanyalah sebagai keindahan persfektif manusia yang kebenarannya tidak semestinya.

Tetapi kenapa indahnya alam yang telah didapat oleh nenek moyang kita tidak sanggup kita tata, banyaknya hasil bumi tidak sanggup memberikan kenikmatan bagi kehidupan masyarakat kita malahan daerah lain yang tidak seindah dan sesubur daerah kita menjadi pemandangan yang indah dan dapat mensejahterakan masyarakatnya, hal ini tidak lain adalah karena mereka lebih mampu membuat gambar daerah mereka yang berorientasi kedepan bukan membuat gambar yang berorientasi kebelakang.

Sudah menjadi tugas semua orang yang sedang dalam pendidikan,  untuk mempersiapkan gambar daerah masing-masing yang satu saat akan dipersembahkan kehadapan masyarakat luas dan kita yakin bahwa gambar tersebut tidaklah dipersiapkan oleh satu orang tetapi disiapkan oleh banyak orang dengan gambar yang berbeda tergantung dari sudut pandang keilmuan yang mereka miliki masing-masing. Ada yang mengambar indanya jalan, indahnya tata kota dan letak bangunan, ada juga yang menggambar keindahan perekonomian masyarakat bahkan ada yang menggambar terangnya perkotaan karena memiliki sumber pembangkit listeri tang di produk sendiri, serta pemandangan lain yang sanggup mereka gambar.

Itu semua bisa dilakukan jika kita semua membuat gambar masa depan dengan berpedoman kepada masa lalu, tidak diam dalam kehidupan masa lalu karena masa lalu itu adalah masa depan dari masa sebelumnya.

Penulis adalah Dosen Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.