Dua Jembatan Jalur Isaq – Jagong yang Ambruk Sudah Bisa Dilewati

oleh
Warga membantu menyeberangkan kenderaan roda dua milik warga lain yang melintas (LG.co - Mahbub Fauzie)
Warga membantu menyeberangkan kenderaan roda dua milik warga lain yang melintas (LG.co – Mahbub Fauzie)

Linge – LintasGayo.co: Dua di antara lima jembatan jalur Isaq – Jagong yang beberapa hari lalu sempat ambruk kayunya akibat sudah lapuk, mulai Kamis (31/10) sore sudah bisa dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat setelah dilakukan perbaikan oleh pihak terkait dan masyarakat setempat.

Jembatan Pregen di Dusun Pregen Kampung Kute Keramil Kecamatan Linge yang terletak 10 KM dari arah Isaq menuju Kecamatan Jagong Jeget, diperbaiki oleh pekerja dari Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten pada Kamis (31/10) secara darurat dengan meletakkan 7 lembar lantai besi di atas beton menyangga sebagai pengganti papan yang lapuk.

Sementara jembatan yang berada di Kampung Bukit Kemuning Arul Kulit Kecamatan Jagong Jeget diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat setempat pada hari Rabu (30/10) yang digerakkan oleh aparatur kampung tersebut.

Suhada Onot salah seorang pegawai dari PU Aceh Tengah yang ikut memperbaiki jembatan Pregen kepada LintasGayo.co menyampaikan bahwa untuk sementara pihaknya baru bisa memperbaiki secara darurat jembatan itu dengan meletakkan tujuh lembar lantai belly (lantai besi/baja).

Sesaat setelah terpasang, masyarakat pengguna jalan Isaq –Jagong pun bisa melewati jembatan itu. “Kami sangat berterima kasih dengan kesigapan pihak PU memperbaiki jembatan Pregen, walau darurat. Mudah-mudahan ke depan ada perbaikan permanen,” ujar Aman Iko warga ujung barat Kecamatan Linge, Sabtu (2/11/2013).

Demikian juga dengan perbaikan secara swadaya yang dilakukan warga Bukit Kemuning atas rusaknya jembatan di rute yang menghubungkan dua kecamatan itu. Dengan perbaikan kedua jembatan itu menjadikan situasi transportasi kembali lancar.

Dari pantauan LintasGayo.co, lima jembatan yang menghubungkan Isaq – Jagong umumnya masih memperihatinkan. Karena sewaktu-waktu bisa ambruk karena kayunya mudah dan cepat lapuk. Apalagi jika musim hujan dan sering dilewati kendaraan besar dan bertonase berat. (cahlinge | aZa)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.