Mengejar Takdir

oleh
Drs Jamhuri (foto:tarina)
Drs Jamhuri (foto:tarina)
Drs Jamhuri (foto:tarina)

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA

“Memang sudah nasib atau taqdir saya menjadi orang susah”, sudah taqdir saya menjadi orang bodoh” dalam bahasa daerah sering kita dengan ungkapan “gelah aku jema miskin ko jema kaya”, gelah ko jema pane kami jema ogoh”.
Kedua ungkapan di atas kendati disebutkan dengan bahasa yang berbeda tapi maksudnya hampir sama, keduanya sebagai ungkapan perasaan dan keluh kesah terhadap kondisi diri yang tidak puas dengan keadaan yang dihadapi dan seakan tidak ada jalan atau cara untuk keluar dari kondisi tersebut. Tetapi dalam ungkapan perasaan tersebut ada tersirat perasaan seakan menyalahkan orang lain yang mempunyai nasib atau taqdir yang lebih baik.

Ungkapan ini biasanya terucap dari mereka yang menganggap diri lebih tidak beruntung dibandang orang lain dalam hidupnya, ia meyalahkan taqdir dirinya tetapi juga ia tidak mau mengakui orang lain mempunyai takdir juga. Orang tua sering berkata kepada anaknya “kite jema nyanya we jema temas (kita orang susah sedang mereka orang berada”, ini dijadikan sebuah perbandingan untuk menyadarkan anaknya ketika meminta atau berkeinginan melampaui batas kemampuan orang tuanya. Tetapi upaya untuk merubah apa yang ia miliki kepada yang belum dimiliki biasa dilakukan dengan pesimis, ia berkeyakinan bahwa perubahan kearah yang lebih baik merupakan hal yang tidak mungkin ia dapat karena apa sesuatu yang akan ia dapat sudah merupakan milik orang lain dan telah menjadi taqdir orang lain juga.

Ungkapan taqdir berbeda pada masing-masing orang tergantung kepada kemampuan mereka dalam memahami takdir tersebut, orang yang tidak berilmu pengetahuan sangat mudah menyerahkan kehidupannya kepada taqdir, sedangkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tidak semudah orang yang tidak berilmu pengatahuannya menyerahkan hidupnya kepada taqdir. Karena itu bisa kita pahami bahwa kemampuan atau ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang daoat menjadi untuk mencapai taqdir seseorang.  Sebagai contoh bisa disebutkan, bahwa Tuhan menyuruh manusia untuk berusaha mencari rizki (sedangkan rizki dalam keyakinan kita merupakan rahasia Tuhan) sehingga semua kegagalan yang kilakukan oleh manusia selalu diasumsikan sebagai taqdir dan kalau mereka berhasil dalam usaha hampir tidak pernah ia mengatakan bahwa keberhasilannya tersebut sebagai taqdir mereka juga. Secara ilmu pengetahuan antara keberhasilan dan kegagalan merupakan dua kondisi yang menjadi pilihan dan semua orang boleh memilih satunya dan untuk semua orang tidak harus berbeda, boleh semua orang memilih kegagalan dan boleh semua orang memilih keberhasilan serta boleh juga sebagian memilih keberhasilan dan sebagian yang lainnya memilih kegagalan.

Membahas tentang rizki, kita yakin bahwa rizki sudah ditentukan oleh Tuhan baik jumlah, tempat dan wijud dari rizki. Tuhan menyebutkan bahwa dagang/bisnis adalah salah satu sarana yang dapat mendatangkan rizki “Tuhan telah menghalalkan jual beli”bertani juga merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan rizki, karena itu Nabi telah membuat tata cara pembayaran zakat bagi mereka yang berprofesi sebagai petani, kerja tambang juga salah satu sarana untuk mendapatkan rizki, karena Islam mewajibkan pemeluknya untuk membayar zakat barang tambang. Demikian juga dengan profasi-profesi yang lain, seperti PNS, Peternak, sopir dan lain-lain.

Tidak semua orang yang berdagang (bisnis) mempunyai rizki yang sama, tidak semua petani mempunyai penghasilam yang sama, bahkan tidak semua pegawai yang mempunyai pangkat yang sama dan tahun kerja yang sama mempunyai rizki yang sama pula. Tetapi sangat tergantung dengan kemampuan dan keahlian serta ilmu yang dimiliki oleh seseorang sehingga dapat mendapatkan rizki yang lebih banyak. Jadi bisa kita pahami bahwa rizki kita telah ditentukan oleh Tuhan jumlahnya namun berapa banyak jumlah rizki yang mampu kita peroleh, ini sangat tergantung kepada kemampuan kita untuk mendapatkannya.

Penulis adalah Dosen Fakultas Syari’ah UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.