Sayap “Garuda Jaya” Berkepak Hantam Teaguek Warriors Korsel

oleh

Catatan : Darmawan Masri

indonesia-130920b
Sumber : Internet

Tim Nasional (Timnas) Indonesia dibawah umur 19 tahun (U19) berjuluk “Garuda Jaya” sukses mewujudkan impiannya menghajar juara bertahan 12 kali, Korea Selatan dalam pertandingan pamungkas Grup-G Pra Piala Asia U19, di Stadion Gelora Bung Karno (SGBK) dengan score 3-2. Tim besutan Indra Sjafrie ini pun mantap dipuncak klasemen dengan nilai sempurna, 9, dari tiga laga yang dilakoni digrup ini.

Para pemain “Garuda Jaya” seakan tak pernah gentar menghadapi permainan tim berjuluk Teaguek Warriors, Korsel yang merupakan langganan piala dunia dari zona Asia tersebut harus mengakui keunggulan Evan Dimas dan kawan-kawan. Para pemain Indonesia muda itu, tampak menguasai jalannya pertandingan, meski hujan mengguyur cukup deras sehingga pertandingan babak pertama sempat dihentikan wasit diakhir babak pertama.

Namun sebelum wasit menghentikan pertandingan tersebut, terlebih dahulu Evan Dimas sukses menjebol gawang Korsel lewat umpan yang diberikan pemain asal Ternate Maluku Utara, Ilham Uddin Armayn diteruskan dengan sepakan kerasnya dimenit 30. Indonesia pun memimpin sementara, berselang satu menit kemudian Hansamu Yama Pranata menjatuhkan lawan dikotak terlarang, wasit menunjuk titik putih, Soel Teasu yang menjadi algojo sukses menyarangkan bola kegawang Indonesia yang dikawal, Ravi Murdianto.

Selepas itu, pertandingan pun harus dihentikan lebih dari 30 menit karena keadaan stadion tergenang air, wasit pun memutuskan untuk menghentikan pertandingan untuk sementara.

Setelah lapangan dinilai layak dilanjutkan pertandingan, “Garuda Jaya” hampir saja menambah pundi gol pada akhir lanjutan babak pertama. Namun, bola masih membentur mistar gawang. Bola rebound tak dapat dimanfaatkan pemain Indoensia. Hingga babak pertama berakhir, skuat Garuda Muda Indonesia masih berjuang menahan gempuran skuat berjuluk Ksatria Tae Guk. Skor 1-1 menutup babak pertama.

Dibabak kedua, permainan Indoensia terlihat dengan semangat dan pantang menyerah ditunjukkan punggawa-punggawa muda ini, mereka berhasil bermain cantik dari kaki ke kaki, trio gelandang andalan Indra Sjafrie, Evan Dimas Darmono, Hargianto dan seorang putra Aceh asal Kabupaten Bireuen, Zulfiandi tampak perkasa memainkan irama pertandingan.

Terbukti, Evan Dimas kembali menjebol gawang Korsel, proses gol kedua Indonesia terbilang cantik, diawali penetrasi yang dilakukan putra Sulawesi, Maldini Pali menusuk sisi kiri Korsel, diakhiri dengan umpan cantiknya kepada sang kapten Evan Dimas, diapun tak menyia-nyiakan peluang tersebut, dan Goooooooolllllll, Indonesia memimpin 2-1.

Evan dimans kembali mencetak gol indahnya, berawal dari penetrasi Ilham Uddin berhasil lepas dari dua pemain Korsel memberikan umpan kepada Muchlis Hadi Ning Saifulloh diteruskan umpan kepada Evan Dimas, tanpa ragu Evan berhasil menyarangkan gol ketiga bagi Indonesia. Korsel mampu memperkecil ketinggalannya lewat Suh Myeong Won pada menit 89, hingga peluit akhir dibunyikan Indonesia menunjukkan keperkasaannya bisa mengalahkan tim kuat Korsel sekalipun.

Harapan Masyarakat di Ujung Barat Indonesia

Melihat hasil pertandingan positif yang diraih “Garuda Jaya” dan berhasil lolos langsung ke putaran final Piala Asia U19 di Mnyanmar tahun depan, salah seorang penikmat sepakbola di ujung barat Indonesia tepatnya di Dataran Tinggi Tanoh Gayo, Abdi, mengungkapkan rasa bangganya melihat tim “Garuda Jaya” bermain cantik pada laga ini.

“Grafik permainan dari hari ke hari terus saja meningkat, mainnya sangat bagus dan berkelas, saya tak pernah melihat tim Indonesia bermain sebagus ini sebelumnya”, kata Abdi yang juga berprofesi sebagai anggota kepolisian di Polres Aceh Tengah ini, sesaat pertandingan usai, Sabtu (12/10/2013).

Menurutnya, permainan yang diperagakan anak-anak “Garuda” sudah berlevel dunia. “Melihat permainan mereka seakan melihat permainan di liga-liga top dunia”, ujarnya.

PSSI Harus Membuka Mata

Melihat prestasi yang diperlihatkan timnas U19 “Garuda Jaya” saat ini, sudah saatnya PSSI sebagai induk sepakbola dinegeri yang berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa ini untuk membuka mata melihat potensi-potensi mutiara-mutiara terpendam di Indonesia raya ini.

Kepengurusan, Djohar Arifin sudah saatnya meniru gaya kepelatihan Indra Sjafri dalam memilih pemain-pemain yang akan bertanding untuk timnas Indonesia diberbagai level baik junior maupun senior. Menurut pandangan saya, selama ini kenapa Indonesia sepakbolanya tidak menggembirakan, hal ini dikarenakan kepungurusan badan tertinggi sepakbola di tanah air dalam hal ini PSSI yang amburadul, kedua sistem perekrutan pemain yang hanya melihat pemain-pemain disatu pulau di Indonesia saja, padahal dipulau-pulau terluar pun banyak sekali potensi anak negeri ini.

Tim besutan, Indra sudah mampu menunjukan permainan kelas dunia malam ini, sudah selayaknya tim ini terus dibina dan jangan dibongkar pasang lagi. Sistem bongkar pasang pemain merupakan tradisi yang selama ini terjadi dalam sepak bola Indonesia. Tim ini harus dibina secara kontinu hingga mereka bisa tampil di level senior, beri kesempatan kepada mereka, jangan hanya mementingkan politik diatas segalanya dibandingkan pembinaan yang berkelanjutan

Indra, merupakan salah satu pelatih yang jeli melihat itu, biarkan mereka bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, sehingga Indonesia bisa meraih prestasi-prestasi lain dilevel internasional, bukan mustahil Indonesia bisa masuk piala dunia dalam waktu kurang dari 10 tahun lagi.

Malam ini adalah malam pembuktikan “Garuda Jaya” pantas menjadi yang terbaik dalam segala hal dibandingkan Timnas-timnas Indonesia lainnya dari berbagai kelompok umur bahkan mereka lebih baik dari timnas senior saat ini.

Kekompakan dan jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan anak-anak dari 34 daerah di Indonesia ini, mereka saling mengisi kekosongan satu dengan lainnya, tak peduli dari mana mereka berasal, Indra sukses menggembleng anak-anak ini menjadi pemain yang sangat luar biasa, sukses tersebut tentunya harus didukung sepenuhnya oleh PSSI.

Menghadapi piala Asia U19 yang digelar tahun depan, saya yakin Indonesia tidak hanya menjadi kontestan penggembira saja, absennya Indonesia sejak tahun 2004 di ajang Asia ini, seakan memberi harapan baru, bahwa Indonesia gudangnya “Garuda-garuda” yang ingin terbang tinggi, melihat masa depan yang cemerlang dimasa yang akan datang.

Sukses buat, Evan Dimas, Zulfiandi, Hargianto, Ilham Uddin, Maldini, Muchlis Hadi, Hansamu Yama, Putu Gede, Muhammad Fachturahman, Syahrul Kurniawan, Ravi Murdianto, Yabes Roni, Hendra Sandi, Dinan Javier dan sejumlah pemain lainnya, kalianlah yang bisa mengubah tradisi sepakbola dinegeri ini dengan selalu memberikan kemenangan.

“Garuda Jaya”, kepakan sayap terbang tinggi di udara…….. SALUT….!!!!

Salam Olahraga.

*Penikmat Sepakbola Indonesia Tinggal di Pegasing Takengon.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.