Mutiara Terpendam dari Ujung Negeri, Talenta Sepakbola Indonesia yang selama ini Terlupakan

oleh

Catatan : Darmawan Masri

indonesia-130920b
Sumber : Internet

Sebagai salah seorang penikmat sepakbola khususnya Tim Nasional Indonesia yang selama kurun waktu 22 tahun tak pernah juara baik dikancah kompetisi Asia Tenggara maupun kompetisi lainnya, merasa kecewa atas raihan prestasi Timnas sepakbola Indonesia baik di level junior dan senior.

Akhir-akhir ini, timnas “Garuda Jaya” julukan bagi timnas Indonesia dibawah umur 19 Tahun (U19) mampu memecahkan puasa gelar bagi negara yang berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa ini, dikancah piala AFF U19 setelah mengalahkan Vietnam dengan drama adu finalti dengan score 7-6.

Suksesnya Indonesia menjuarai perhelatan akbar se Asia Tenggara tersebut tidak terlepas dari sang suksesor Coach Indra Safrie, yang memiliki andil luar biasa melalui program-program blusukannya ke 34 daerah di Indonesia guna mencari pemain berbakat. Hal ini tidak dijalankan oleh Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) sebagai induk sepakbola di negeri ini.

Pada masa kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI sebelum digantikan Dzohar Arifin, nyaris semua pemain timnas baik level junior dan senior dihuni pemain-pemain dari club-club besar di Indonesia, mereka lupa akan potensi anak negeri ini yang tersebar di 5 pulau besar dan ribuan pulau kecil yang berjejer dari Sabang hingga Merauke.

Melalui lika liku aneh yang menghiasi perubahan kepengurusan PSSI, terpilihlah PSSI yang dikomandani oleh Djohar Arifin, dengan segala kekurangan dan kenaifannya dalam menjalankan roda organisasi yang juga tidak kalah amburadulnya. Namun masih ada hal yang positif bisa dihasilkan, hingga kini kita memperoleh manfaatnya, ketika pencanangan pembinaan usia dini adalah merupakan terobosan yang sangat baik dan menghapus seluruh program PSSI yang sebelumnya, termasuk program naturalisasi guna mendapatkan pemain yang sudah jadi.

Dan, Indra Safrie pria asal Padang Sumatera Barat tersebut diberikan kepercayaan untuk membesut timnas dibawah usia 17 tahun (U17), melalui program-programnya yang saya kira cukup tepat, pelatih ini berhasil memberikan kontribusi yang luar biasa dengan menjuarai dua kali HKJC International Youth Invitational Tournament 2012 dan 2013 di Hongkong, Indra pun melanjutkan melatih timnas U19.

Terbukti dengan program-program spektakuler yang dijalankannya, beberapa pekan lalu, dia sukses membawa tim asuhannya menjuarai piala AFF U19 di Jawa Timur, dalam event tersebut Indonesia sebagai tuan rumah. Tim besutannya langsung menjadi sorotan dan pembicaraan hangat diseluruh penjuru negeri ini.

Dalam urusan memperoleh pemain-pemain muda berbakat, dirinya rela mencari mutiara-mutiara dari pelosok negeri, tercatat 34 daerah dikunjunginya demi mewujudkan ambisinya menggembleng talenta muda tersebut menjadi pemain hebat masa depan sepakbola Indonesia.

Saat ini Indonesia sedang menghadapi Pra Piala Asia U19 bergabung di Grup G bersama juara bertahan 13 kali Korea Selatan, Laos dan Filipina, 8 Oktober 2013 lalu, tim besutan Indra Safrie menang telak 4-0 atas laos, dan tadi malam Filipina menjadi negara yang dihantam Indonesia dengan score 2-0.

Para pemain “Garuda Jaya” seakan tak kehabisan tenaga, mereka berjuang dengan gigih disertai rasa patriotisme yang tinggi, betapa tidak, 23 pemain yang dibawa dalam perhelatan tersebut, dihuni pemain-pemain muda berbakat hasil blusukan Indra di 34 daerah, dan hal yang mengejutkan adalah masuknya Yabes Roni Malaifani, pemuda yang lahir diujung Indonesia dari Alor Provinsi NTT, yang notabennya adalah seorang pemain Antar Kampung (Ntarkam) yang sukses menjebol gawang Filipina tadi malam.

Indra memang memiliki sistem tersendiri memilih pemain, dengan sistem itulah terjaring begitu banyak Talenta muda yang berdiam di pelosok tanah air yang jauh dari jangkauan dan transportasi, keterasingan yang jelas menghalangi dan memupuskan harapan serta talenta yang ada.

Ketakberdayaan masyarakat di pelosok daerah, jelas adalah kendala utama yang harus dicarikan jalan keluarnya, Indra Syafri dengan gigih terus mengupayakan semua dcengan cara dan jalan yang direkayasa sendiri, mengingat keterbatasan pengurus PSSI masa Djohar Arifin.

Tanpa upaya yang dilakukan oleh Indra Syafri dengan dukungan PSSI masa itu, mustahil seorang pemain kampung yang tidak pernah terdidik dalam sepakbola, tak pernah melakukan latihan rutin, hanya sekedar main saat pertandingan, dapat tersaring dan masuk kedalam skuad Timnas, yang notabene adalah para pemain dengan sarat talenta dan keahlian yang mumpuni, hanya 23 orang dari beratus ribu pesepakbola di Indonesia. Maka jangan heran jika skuad Garuda Jaya besutan Indra mayoritas berasal dari klub antah-berantah yang mungkin belum terdengar sebelumnya. Karena demi sesuatu hal, maka Yabes tak tercantum dalam skuad U-19 yang menjuarai AFF di Sidoarjo lalu.

Namun kali ini Indra Syafri tak bisa di tawar lagi, Yabes menjadi ujung tombak andalan dan merupakan salah satu opsi penyerang Timnas U-19 selain Muchlis Hadi Ning Syaifullah, Muhammad Dimas Drajad, dan Angga Febriyanto Putra

Inilah juga yang membedakan Indra dengan pelatih timnas sebelumnya. Jika pelatih timnas yang lain hanya mengandalkan para pemain yang tenar lewat media atau berasal dari klub-klub besar, maka Indra terus mencari sampai ke pelosok negeri untuk mendapatkan mutiara yang masih terpendam.

Lihat saja, pemain tarkam saja bisa bagus dibawah pelatih ini, memang pelatih kawakan yang juga mantan pemain timnas senior ini jeli melihat naluri-naluri bermain sepakbola anak-anak Indonesia, muncul nya Indra sebagai seorang pelatih yang memiliki pandangan keras dan meyakini banyaknya talenta muda yang tersebar dan selama ini tak tersentuh oleh PSSI, dialah seorang pelatih yang berhati singa, tanpa rasa takut membeberkan dan menegaskan sistem kepelatihan untuk pembinaan Usia muda dengan system recruiting langsung ke daerah-daerah.

Hasilnya bisa dilihat, tinggal selangkah lagi timnas “Garuda Jaya” bisa merasakan main di piala Asia 2014 mendatang di Myanmar, tinggal menunggu hasil akhir melakoni laga terakhir dengan Korea Selatan yang notabennya merupakan favorit juara, Sabtu 12 Oktober 2013. Semoga saja harapan masyarakat Indonesia dengan tim ini bisa berbuah hasil yang gemilang, jika pun tidak tim ini telah membuktikan bahwa, pemuda-pemuda Indonesia masih banyak yang terpendam diluar sana, kepada pengurus PSSI saat ini harapan kami sebagai masyarakat yang cinta akan sepakbola hendaknya lebih membuka mata akan potensi anak-anak dinegeri ini. Mereka hanya butuh waktu dan jalan sehingga bisa mengukir prestasi bagi negeri ini.

Berikut 23 Pemain Hasil Blusukan Indra Safrie di 34 Daerah di Indonesia : 

Penjaga Gawang/Kiper (GK):
1.Ravi Murdianto (Perserang)
2.Rully Desrian (Diklat Sumbar)
3.Awan Setho Raharjo (SSB Persisac)

Pemain Belakang/Bek (DF):
4.Febly Gushendra (Diklat Ragunan)
5.Muhamad Sahrul Kurniawan (Persinga Ngawi)
6.Putu Gede Juni Antara (Diklat Ragunan)
7.Hansamu Yama Pranata (SAD Uruguay)
8.Muhammad Fatchurochman (Persekap Pasuruan)
9.Dimas Sumantri (PSDS Deli Serdang)
10.Mahdi Fahri Albaar (SAD Uruguay)

Pemain Tengah/Gelandang (MF):
11.Muhammad Hargianto (Diklat Ragunan)
12.Dio Permana (Persema Malang)
13.Zulfiandi (PS Bireun Aceh)
14.Paulo Oktavianus Sitanggang (Jember United)
15.Evan Dimas Darmono (Persebaya)
16.Hendra Sandi Gunawan (Persiraja Banda Aceh)

Penyerang/Striker (F):
17.Yabes Roni Malaifani (Putra Kenari Alor)
18.Dinan Yahdian Javier (SAD Uruguay)
19.Ilham Udin Armaiyn (Diklat Ragunan)
20.Maldini Pali (SAD Uruguay)
21.Muchlis Hadi Ning Syaifulloh (Persekap Pasuruan)
22.Muhammad Dimas Drajad (Persegres U21)
23.Angga Febriyanto Putra (SAD Uruguay)

Salam Olahraga…..

*Penikmat Sepakbola Timnas Indonesia Tinggal di Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.