Jadikan Ikhlas Sebagai Motivasi Pelayanan Prima

oleh
Kakankemenag Aceh Tengah saat membuka sosisalisasi UU Pelayanan Publik.(LGco-Ahmad Marjan)
Kakankemenag Aceh Tengah saat membuka sosisalisasi UU Pelayanan Publik.(LGco-Ahmad Marjan)
Kakankemenag Aceh Tengah saat membuka sosisalisasi UU Pelayanan Publik.(LGco-Ahmad Marjan)

Takengon – LintasGayo.co: Ikhlas adalah satu kriteria untuk menetapkan diterima atau ditolaknya amal ibadah seseorang dari umat yang mengaku telah Islam dan telah beriman. Termasuk kita para pegawai, penyuluh, guru, pengawas di jajaran kementerian agama. Beraramal dan bekerjalah dalam memperi pelayanan umat, dilakukan dengan penuh keikhlasan. Karena Ikhlas merupakan kunci dlam pelayanan prima.

Demikian point penting di antara banyak hal yang dikemukakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakemenag) Aceh Tengah, Drs.H.Hamdan,MA saat menjadi nara sumber dalam acara Sosialisasi Undang-undang Pelayanan Publik bagi Aparatur Kemenag Aceh Tengah di Aula Umah Pesilangen, Paya Tumpi, Takengon, Selasa (8/10/2013).

“Ikhlas ini menjadi alat penentu bagi amal dan ibadah seorang mukmin. Dan siapa saja yang benar-benar ikhlas, cuma Allah sajalah yang mengetahuinya, kendatipun semua ini bisa terselubung oleh kepandaian manusia dalam membungkus rapat-rapat apa yang ada dalam hatinya. Sepandai-pandainya manusia menyembunyikan apa yang ada dalam hatinya dengan segala tipu dayanya, sungguh Allah akan tahu hakikat niat yang sebenarnya,” tegas Hamdan dalam presentasi makalahnya yang ditayangkan melalui layar proyektor atau infokus.

Dipaparkan bahwa dalam Alqur’an dan Assunnah menyebutkan banyak hal tentang beberapa motivasi aktivitas seseorang. Sebagai aparatur Kementerian Agama yang  layanannya bergerak di sektor agama dan keagamaan seyogyanya lebih mengetahui dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai religi yang luhur atau motivasi yang dapat dibenarkan.

Dirincikan, bahwa motivasi dalam ibadah kita, hidup dan mati kita adalah semata-mata karena Allah SWT. (Al –An’am:126). Dalam beribadah, beraktifitas sosial juga semata-mata ikhlas karena Allah, sebab hal itu merupakan bentuk beragama yang benar (al-Bayyinah:5); Beramal dan bekerja untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dan terhindar dari siksaan api neraka (Al-Baqarah: 201). Selanjutnya, amal ibadah dan pekerjaan yang kita lakukan adalah untuk mencapai keberuntungan di akhirat, sebab dengan mencari keberuntungan akhirat ini agar mendapat keberuntungan dunia maka akhiratnya tidak didapatkan apa pun darinya. Firman Allah (asy-Syura:20).

Kemudian, kaitanya dengan pelayanan prima, seberapa kuat tujuanyang diingin dicapai, motivasi dan usahalah yang selanjutnya menentukan. Sebuah kotak mental dalam diri yang memuat keteguhan dan komitmen yang akan menolong untuk bergerak dengan pelayanan prima untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah ditentukan.

“Motivasi ikhlas dalam ibadah  ibadah akan mudah digerakkan apabila dalam alam kognitif dan afektif mampu membayangkan, memahamisecara jelas dan menghadirkan visi, misi, dan tujuan penting tersebut. Motivasi merepresentasikan kemampuan kognitif dan afektif dalam menghasilkan inisiatif dan aktifitas yang berkesinambungan dalam meraih tujuan, visi, dan misi Kementerian Agama,” tandas Hamdan,MA di ujung penyampaian makalahnya.

Hamdan, juga mengingatkan bahwa kualitas pelayanan dapat diukur dengan lima dimensi, yaitu: 1) Reliability (Kehandalan), 2) Responsiveness (Daya Tanggap), 3) Assurance (Keyakinan), 4) Emphaty (Empati) dan 5) Tangibles (Bukti Fisik). Kemudian, yang harus diperhatikan dalam memberikan pelayanan prima dalam bekerja adalah tampil ramah, sopan, yakin, ceria, suka memaafkan, pandai bergaul, rajin, wajar, jujur, senang belajar pada orang lain, senang dengan pekerjaan dan senang untuk menyenangkan orang lain. Demikian kakankemenag di hadapan 80 peserta sosialisasi pada hari pertama itu.(Mahbub Fauzie Chusain | aZa)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.