Takengon – LintasGayo.co : Memenuhi kebutuhan hidup, sebagian warga pedalaman Linge Aceh Tengah masih melakukan pencarian kayu Candan (Cendana:red) di hutan belantara kawasan tersebut.
Harga yang ditawarkan para pedagang pengumpul kayu Candan ini lumayan menggiurkan, dari ratusan ribu hingga puluhan juta Rupiah perkilogramnya. Karenanya, sebagian warga betah berlama-lama hingga belasan hari di dalam hutan.
“Kami mencari kayu Candan hingga 2 minggu di tengah hutan, harga jutaan tergantung kelas kayu yang kami dapatkan” kata M. Sabil, warga Jamat kepada LintasGayo.co disela-sela pelatihan usaha kepariwisataan di Takengon, Rabu 11 September 2013.
Dirincikan, Candan kelas 1 dengan istilah Abe berbentuk tanduk kerbau berwarna hitam dihargai sampai Rp. 20 juta perkilogram. Kelas 2 (Selebor) Rp. 5 juta perkilogramnya, untuk kelas Kelas 3 atau disebut Se dinilai dibawah Rp.5 juta. Sementara kelas 4 (Teri Kulit) dan Kelas 5 (Teri Kacang) diharga dibawah Rp.1 juta perkilogramnya.
“Seperti berburu rusa dan kambing hutan, kami mencari Candan hanya saat pekerjaan di sawah sudah selesai atau waktu senggang saja. Dan saat masuk hutan terkadang kami sampai ke Lokop Serbejadi Aceh Timur, begitu warga Lokop juga kerap sampai ke kampung kami”, kata M. Sabil diamini beberapa rekannya.
Terkait harga Candan yang kata M. Sabil daun pohonnya seperti Beringin itu, mereka kerap dipermainkan pedagang pengumpul (toke:red).
“Terkadang kami menilai Kelas Candan kami tergolong Selebor, namun Toke bertegas hanya Teri Kulit atau Teri Kacang. Jadi harganya relatif murah,” ujar M. Sabil.
Dia mengaku tidak tau, dibawa kemana dan dijadikan sebagai apa kayu Candan yang dibeli dari mereka. (wa)
