Iwan dan Taqim, Ceh Kucak Bujang Juere dari Mengaya

oleh
Ceh kucak Iwan dan Taqim diapit dua seniornya berdidong. (LGco | Kha A Zaghlul)
Ceh kucak Iwan dan Taqim diapit dua seniornya berdidong. (LGco | Kha A Zaghlul)
Ceh kucak Iwan dan Taqim diapit dua seniornya berdidong. (LGco | Kha A Zaghlul)

FESTIVAL Didong Gayo dan rangkaian Didong Jalu yang digelar selama satu bulan dalam serangkaian kegiatan Festival Danau Lut Tawar oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Disbudparpora yang bekerjasama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Aceh Tengah berdampak positif dalam mengembangkan dan menjaga kesenian khas daerah Gayo itu.

Hal ini ditandai dengan banyaknya kelop didong yang selama ini sempat vacum dalam dunia kesenian didong kembali bergairah melantunkan syair-syair didong disertai dengan iringan tepukan bantal yang khas.

Tak ketinggalan juga, generasi-generasi muda pelantun didong (Gayo : Ceh) juga bermunculan mengadu bakat yang tersimpan dalam dirinya, dimulai dari sejak dini (Gayo : Ceh Kucak).

Iwan Purnama (11) beserta adiknya Mustaqim (9) yang menjadi ceh kucak di kelop Bujang Juere Mengaya Kecamatan Bintang Aceh Tengah, berbekal dengan alunan suara yang bagus keduanya merupakan generasi dari ceh tue Bujang Juere yang kesohor yang tak lain adalah kakek mereka berdua, M. Amin aman Reduan.

Darah seni memang telah mengalir dalam diri kedua abang beradik ini, diusia yang cukup dini kedua mampu menunjukkan kualitas vokal yang bagus dalam berdidong.

“Ayah saya, selalu mengajari kami berdua untuk berdidong, dan kami juga senang berdidong”, kata sang abang Iwan Purnama, Sabtu 22 Juni 2013 lalu, dalam didong jalu antara Bujang Juere berhadapan dengan Siner Jaya Gelelungi, di Dermaga Wisata MZM Takengon.

Iwan mengaku, dia dan sang adik telah mengikuti beberapa festival didong sejak masih duduk dikelas 3 sekolah dasar, dan mereka berdua juga akan terus berdidong hingga dewasa nanti.

“Kami akan tetap berdidong hingga kami dewasa, karena berdidong itu asik, ayah juga tak melarang kami untuk menjadi ceh seperti kakek, dan ayah juga seorang ceh sekarang, jika Bujang Juere dipanggil untuk berdidong ayah selalu mengajak kami berdua, kecuali kalau lagi sedang ujian di sekolah, maka kami tidak diikutkan”, ujar Iwan Purnama.

Sementara itu, disini lawan berdidong dari Bujang Juere, Siner Jaya asala Gelelungi Kecamatan Pegasing, juga disungguhkan pelantun ceh kucak yang membawakan karya besar seniman Gayo kesohor Ceh To’et.

Anak itu bernama Rifki Armiya (13), yang tak lain adalah cucu seniman yang pernah dianugerahi tanda kehormatan bintang Nararya oleh Pemerintah melalui Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden nomor 55 TK/2010.

Rifki yang sangat suka melantunkan karya-karya sang kakek, mengatakan dirinya telah berdidong sejak duduk dibangku kelas 1 SD, dengan dukungan sang ayah yang saat ini menjadi penerus Ceh To’et dengan menjadi ceh di kelop Siner Jaya yang dibentuk oleh kakeknya tersebut, menjadikannya sebagai salah satu penerus dalam menjaga kesenian Gayo terutama didong.

“Saya akan tetap menjadi ceh hingga dewasa nanti, karya didong kakek akan selalu menjadi inspirasi saya dalam berdidong, kakek orangnya hebat, dulu waktu kecil dan saya belum masuk sekolah, saya sering melihat kakek bernyanyi, antara sadar dan tak sadar masa itu saya mulai menyukai didong, sebuah seni yang dimiliki Gayo yang cukup unik bagi saya”, tutur Rifki Purnama.

Sementara itu, ketua pelaksana didong jalu, Fauzi Bintang mengatakan, sejak pertama digelar didong jalu ini, setiap kelop rata-rata memiliki ceh kucak. Menurutnya, hal ini sangatlah baik dalam tatanan menjaga keasrian didong Gayo.

Festival Didong Jalu Gayo sendiri masih menyisakan 2 pertunjukan lagi, dimana pada Sabtu 29 Juni mendatang masih akan digelar pertunjukan didong jalu ditempat yang sama, sedangkan pertunjukan penutup dilangsungkan, Minggu 30 Juni 2013 di Toweren sekaligus penutupan lomba panen padi (resam munoling).

(Darmawan Masri)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.