Kaos Gayo, Kreatifitas Mendatangkan Rezeki

oleh

IMG_8637 cp

BANYAK cara yang dilakukan orang untuk memperkenalkan budaya dan bahasa daerahnya kepada dunia luar, melalui seni tari, menyanyi, pameran kerajinan dan sebagainya. Begitu juga dengan Wiyendi Gunawan salah satu pemilik usaha Kaos Gayo, ia memperkenalkan budaya dan bahasa daerahnya kedalam bentuk desain kaos,  desain Kaos Gayo tersebut bisa berbentuk gambar, bahasa, dan nama benda dalam bahasa Gayo.

LintasGayo menemui pria yang akrab dipanggil Gugun ini di kediamannya di bilangan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang beberapa waktu lalu.  Kami berbincang tentang ide usaha yang dirintisnya sejak tahun 2012 lalu, secara resmi dibuka 17 Maret 2013. Usaha ini beralamat di Jalan Lebe Kader No. 82 disamping Taman makam Pahlawan Reje Bukit kecamatan Bebesen Aceh Tengah.

 Usaha ini dia beri nama Besta Creations “Saya berasal  dari Bebesen, Takengon, makanya saya beri nama ‘Besta’ merupakan singkatan dari Bebesen Takengon” ujar Gugun.

Ketika kami tanya apa yang melatar belakangi sehingga ia berfikir untuk membuka usaha ini, Gugun menjelaskan bahwa ia ingin Gayo dikenal luas oleh masyarakat luar. “Saya ingin budaya dan bahasa gayo itu dikenal oleh masyarakat luar, sehingga muncullah ide pembuatan kaos ini” ujarnya lagi.

Awal mula ide ini muncul ketika ia sering melakukan perjalanan keluar kota, dari kantor ataupun sedang berlibur bersama keluarga, seperti ke Bandung, Bogor, Lampung, Yogyakarta. Setiap kota yang dikunjungi, Gugun menemukan beberapa toko yang yang menjual oleh-oleh berupa kaos dengan beberapa motif dan ukiran tetapi ia jarang menemukan desain kaos dalam bentuk tulisan dan benda dalam bahasa daerah.

Dengan pengalaman tersebut ia berfikir kenapa Gayo tidak diciptakan seperti ini, sangat banyak di gayo yang bisa diangkat dan diperkenalkan kedunia luar, baik itu seni, budaya, bahasa, lingkungan, dan sebagainya.

“ Sebetulnya ide berkreasi melalui media kaos itu sudah banyak, akan tetapi saya ingin membuatnya sedikit berbeda dengan menambahkan bahasa gayo, benda dengan memakai bahasa gayo dan motif kerawang di kaos tersebut” paparnya.

Sebagai contoh Gugun menunjukkan kepada kami salah satu desain kaosnya, yaitu gambar sebuah sandal dan diatasnya bertuliskan “Keletek”  dalam bahasa Gayo yang berarti “sandal”. Gugun mengkombinasikan gambar Sandal dan bahasa kedalam desain kaos tersebut.

“Menurut saya kaos itu salah satu media yang efektif untuk menuangkan kreatifitas seni dalam bentuk tulisan dan gambar, karena kaos sudah pasti akan dipakai orang sehari-hari” ujar pria yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil ini.

Gugun juga memberikan kesempatan bagi anak-anak muda gayo yang mau berkreatifitas untuk mebuat desain kaos  gayo tersebut. “Saya membuka kesempatan bagi remaja dan anak muda gayo untuk berpartisipasi mengembangkan kreatifitas mereka untuk membuat desainnya, tentunya akan mendapat penghargaan bagi yang desainnya bagus, bahkan bisa saja kita kontrak” pungkas ayah satu anak ini.

Gugun enggan menjawab ketika kami tanya berapa bayaran perdesainnya, “yang pasti sesuai dan sama-sama puaslah, prinsipnya saya tidak membayar desainnya akan tetapi kemauan dan kreatifitasnya itu yang saya hargai” tambahnya lagi.

Bagi Gugun yang terpenting  sudah mau berusaha untuk memajukan dan menjaga budaya Gayo itu sudah sesuatu yang membanggakan, terutama buat generasi muda gayo, oleh sebab itu prinsip Gugun dalam mendirikan usaha ini adalah bisa mengembangkan kerawang gayo, mengenalkan daerah gayo, membuka lapangan pekerjaan, serta memfasilitasi ide-ide kreatif anak muda gayo itu sendiri.

Ditanya soal pengembangan usaha kaos gayo ini Gugun mengatakan tidak menutup kemungkinan akan buka juga di Jakarta “Ada peluang saya buka juga dijakarta, yang terpenting budaya kita dapat dikenal orang” katanya lagi.

“Dan bagi yang ingin melihat desain kaos gayo yang sudah jadi silakan kunjungi toko kami” katanya sedikit berpromosi. ( Zuhri Sinatra)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.